السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Monday, December 19, 2011

*** Himpitan Rindu ***

Sejauh mana rindu menghimpit jiwa
Hingga desah nafas tersengal mencekik raga
Nurani menggigil di ujung sukma
Hati merintih menanggung siksa...

Himpitan rindu kian menusuk sembilu
Menorehkan gejolak rasa berselaput pilu
Tertahan di antara serpihan ragu
Meleleh sendu iringan bulir-bulir melagu...

Duhai cinta pembalut jiwa
Hadirmu ceriakan rasa
Menggenggam deretan nada asmara
Dalam himpitan rindu merajuk manja
Sempurna...

Himpitan rindu kian merajam qolbu
Teriakan namamu dalam hening bisu
Getarannya goncangkan lenaku
Hingga merebak tetesan airmataku...

Saat inginku memaksa
Melesat menggapai indahnya pelita
Titik airmata hadir menyapa
Sadarkanku akan peliknya legenda rasa...

Dan kaulah pengobat nyeriku
Kala rindu menghimpit qolbu
Terkenang di setiap manis senyummu
Mengajakku memintal kelambu rindu....

Sayang...sempurna kiranya
Ketika hati kita memagut rindu yang melanda jiwa
Hingga bulir airmata turut tertawa
Membahasakan dahsyatnya alunan kerinduan birunya cinta....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Saturday, December 17, 2011

*** Aku Rindu ***

Malam semakin jauh meninggalkan keangkuhan sang waktu
Langit hanya terdiam membisu
Membahasakan kepiluan hati remaja putri
Yang tersesat dalam hiruk pikuk kegalauan hati....

Bintang enggan berpijar
Bulanpun tak mampu hadir bersinar
Hanya desir lembut sang bayu berkelebat mengiris sunyi
Menggoreskan sayatan dingin pada setiap pori....

Di beranda istana biru
Aku selalu menanti hadirmu
Berharap senyummu merekah indah
Kala tarian jemari lentikmu mengalunkan untaian madah....

Sayang...aku rindu...
Kebersamaan kita kala itu
Ketika rasa masih rapi bersembunyi
Di balik kegalauan pemikat hati...

Sunyinya malam menjadi sebuah hiasan
Mengutit getar dawai sebuah nyanyian
Di balik tirai kegelisahan yang mendera hati
Kelambu biru menghalau dinginnya sepi....

Kasih...adakah hasratmu masih senada
Mengumandangkan syair cinta penuh irama
Semerdu lagu rindu kala itu
Saat dirimu berjuang tuk meyakinkanku....

Kasih...harapku semua masih sama
Sebagaimana cinta dua pecinta
Yang bertemu atas kehendak Illahi Robbi
Dan mengukir hari dengan senyum indah berseri....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Thursday, December 15, 2011

*** Jejak Nyata Aksara ***

Pada jejak langkah tertinggal
Ku baca salam terpenggal
Pada aksara yang tiada ku kenal
Termangu ku pada tumpukan pakaian kumal...

Siapakah gerangan di sana
Menatap tanpa suara
Mengintai di balik jendela
Malukah kau pada penghuni istana...?

Hingga tak kuasa mengucap sapa
Sembunyi di balik kata
Menepi menutup mata
Pada hamparan indah mutiara jingga...

Sedang awan berdesir manja
Bayu selatan berbisik mesra
Menyampaikan kehadiran bayang senja
Menyelinap di balik tajamnya netra...

Jejak berkata ungkapkan nyata
Walau debu samarkan sketsa
Namun jelas terbaca
Engkaulah pemilik deret aksara...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

*** Terimakasih yaa... Allah ***

Entah kapan tepatnya
Kau telah pertemukan diri ini dengannya
Sosok tangguh berhati lembut
Penenang hati di saat kalut

Getaran rasa tlah bersemi
Di kedalaman lubuk hati
Mengawali kesan pertama
Saat kau ijinkan diriku tuk melihatnya

Tumbuhlah tunas kerinduan
Kian subur bertebaran
Akupun menepisnya sejuh mungkin
Menghadangnya di luar kokohnya
lapisan batin

Sesekali hati terpaut
Suara hati bergejolak kalut
Kau-pun segera menghadirkannya
Mendekatkan diriku dengan dirinya

Lewat canda di beranda istana ini
Engkau telah pertemukan kami
Terbukalah jalan cinta
Yang Kau cipta dengan sempurna

Terimakasih yaa Allah...
Kau telah limpahkan berkah
Pada kami berdua
Dalam keindahan masa bersua

Terjalinlah cinta
Dalam manisnya ikatan rasa
Yang terpaut menghiasi
Kemegahan istana hati

Terimakasih yaa...Allah...
Telah Kau hadirkan dirinya
Sebagai pelita hati ini
Membawa kebeningan cahaya cinta suci

Menghapus kegundahan
Dan menghantam tajamnya keresahan
Kedamaianlah yang kini setia tersaji
Mewarnai riuhnya pelataran hati

Kian hari rindu kian menumpuk
Bagai tumbuhan subur terpupuk
Menghasilkan benih-benih kasih
Penyusun keindahan cinta putih...

Terimakasih yaa...Allah...
Atas segenap anugerah
Yang telah Kau beri
Kepada hmb-Mu ini...

Semoga Kau tetap satukan kami
Hingga akhir dunia ini
Dan ijinan kami senantiasa bersatu
Dalam ke-Agungan istana Surga-Mu....

Amin....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Wednesday, December 14, 2011

*** Hujan ***

Hujan...
Kau masih setia menyiram bumi
Sehari semalam tiada henti
Menghadirkan kesejukan
Pada jiwa yang kini dalam keresahan

Hujan...
Seiring deraian butiran airmu
Titik mutiara kini menetes di kedua belah pipiku
Ada rindu di hati
Yang lelehkan bulir lembut ini

Hujan...
Diantara desir lembut alunan merdu suaramu
Anganku menerawang jauh di batas rindu
Diantara hawa dingin yang kau tiupkan
Ku masih setia dalam lamunan...

Hujan...
Inginnya ku kembali ke masa itu
Saat indah bersamamu
Nikmati tiap butiran yang kau teteskan
Dan kau jatuhkan ...

Hujan....
Ingatkah kau masa indah itu
Saat ku berlari diantara deraianmu
Berteriak bebas...
Tertawa lepas...

Hujan...
Kala itu kau begitu dekat denganku
Membasuh jiwa ragaku
Yang masih lugu menimang rasa
Membuai hembusan kalimat cinta

Hujan...
Kini masa indah itu telah berlalu
Entah kapan lagi berlari diantara desah lembut suaramu
Yang bergemuruh memecah keheningan alam
Di kala pagi menjelang maupun gelap malam ...

Hujan...
Kuingin kau tahu
Jauh di lubuk hatiku
Aku sangat merindukan tetesan kasihnya
Dan belaian lembut sutra cintanya

Hujan...
Mungkinkah setelah selesai tugasmu di sini
Kau juga akan menyirami sebuah negeri di ujung bumi
Di mana kekasih hatiku berada
Dalam kesendirian yang kian meraja...

Hujan...
Ku hanya ingin titipkan salam
Di penghujung dinginnya malam
Untuk dia yang senantiasa merindu
Belaian mesra sutra cintaku....

Hujan...
Hati ini resah bertabur rindu yang kian membiru
Sampaikanlah pada kekasih hatiku
Dindanya kan setia merajut asa
Dalam untaian nada kasih asmara...

-----------------------------------------
*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Saturday, December 10, 2011

*** Terima Kasih Rindu ***




Rindu... Oh... rindu...
Beribu terimakasih terucap untukmu
Yang telah hadir penuhi relung qolbu
Hingga ke tiap sudut istana hatiku

Rindu...oh...rindu...
Hadirmu getarkan balairung istanaku
Kau ciptakan keindahan cerita cinta yang kian membiru
Kau buat rasa ini kian syahdu mendayu biru...

Rindu...oh...rindu...
Tanpa hadirmu apalah arti cintaku
Tanpa tajamnya durimu
Tiada arti jalinan kasih terus melaju

Semua karenamu
Duhai rindu...
Kaulah sumber keindahan cinta kasih biru
Yang membahana di istana hatiku

Karena adanya kau... rindu...
Ku mampu jauhkan resah dan ragu
Dan karena kehadiranmu duhai rindu
Alunan cintaku semakin indah dan menggebu...

Oh...rindu...
Tetaplah di hatiku
Penuhi tiap sisi relung qolbu
Jangan biarkan hati ini kosong tanpamu

Oh rindu...
Aku sangat menghargai kehadiranmu
Dan menysukuri setiap denyut nadimu
Yang setia tanamkan harapanku tuk selalu merindu...

Mengingat akan dirinya yang mencintaiku
Merindu dia yang senantiasa merinduiku
Mengharap hadirnya yang kini sedang melamunkanku
Semua karenamu duhai rindu...

Kau membuat kisah hidupku
Semakin indah dan syahdu
Mengelilingi fananya duniaku
Yang kadang berliku-liku....

Terimakasih...rindu....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Friday, December 9, 2011

*** Hadirmu Obati Rinduku ***


Bunga-bunga bermekaran di taman hati
Kala santun salammu menyapa diri
Rindu hati kini terobati
Senyumku pun kembali berseri

Lihatlah langit istana hatiku
Semakin indah memancar biru
Secerah senyuman mutiara qolbu
Kala jiwa bernyanyi merdu

Awan biru di puncak nirwana rasa
Teduhkan pelataran istana cinta
Selaras syahdunya badai asmara
Menerpa tebarkan aroma wangi bunga

Ritme irama symphoni hati
Selembut tarian sang bidadari
Syahdunya benih-benih rindu ini
Sesyahdu suara indah sang peri

Hanya bahagia yang kini melanda
Lukiskan keceriaan seisi jiwa
Rasa syukur yang tiada terkira
Terlantun lewat khusyuknya do'a

Sujud syukur kita pada-Nya
Atas limpahan cinta
Dan penyatuan jiwa kita
Dalam indahnya mahligai rasa...


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Wednesday, December 7, 2011

*** Mutiara Kasih Biru ***



Sinar kasih yang terpancar
Semakin indah bersinar
Sebening titik embun pagi
Saat bias mentari hadir menemani

Kilauan indahnya cinta
Kau tebarkan penuh pesona
Hasrat hatimu kembali
Menyirami kegersangan hati

Pada angin di persimpangan
Ku sampaikan sebuah pesanan
Pada barisan kepak merpati
Ku kabarkan risalah isi hati

Mutiara kasih biru
Berporos di kedalaman qolbu
Kudamba mahligai cinta
Bagai beningnya air syurga

Mutiara kasih biru
Kian indah melantun syahdu
Bagai buai kasih asmara
Antara Allah dengan hambanya

Mutiara kasih biru
Kudambakan kehadiranmu
Melembutkan kerasnya rasa
Yang bersemayam di dalam dada

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Tuesday, December 6, 2011

*** Di Pantai Biru ***



Di pantai biru
Saat kau dan aku
Bertemu dan mengukir rindu
Dalam belai desir sang bayu

Di pantai biru kala itu
Kau berdiri termangu
Menatap tiap detak langkah kaki ku
Menapaki hamparan pasir yang membisu

Di pantai biru detik itu
Kurasakan getaran dalam qolbu
Satu hasrat yang tak menentu
Kala netramu menatap dalam padaku

Di pantai biru waktu itu
Berdebaran hatiku
Kala senyumanmu
Hiasi wajah manismu

Dan di pantai biru
Ada rasa tumbuh di hatiku
Dan saat tertunduk malu
Ada rindu hiasi jiwaku

Mungkinkah di pantai biru
Kita kan kembali bertemu
Menuai gumpalan rindu
Setelah sekian lama berlalu...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Monday, December 5, 2011

*** Jembatan Kehidupan ***


Jembatan kehidupan
Kadang tak seindah harapan
Langkah awal tuk meniti
Siapkanlah jiwa dan hati

Waspada dalam melangkah
Buanglah segala resah
Mantapkan niatkan diri
Tuk berjuang dan berbakti

Sebagai daya upaya
Untuk menggapai ridho-Nya
Dalam mencari rejeki
Di dunia fana ini

Jembatan kehidupan yang terbentang
Kadang rapuh dan berlobang
Untuk itu cobalah lebih teliti
Dalam menempuh medan bakti

Indahnya pesona dunia
Menggoda para aulia
Hanya yang berhati suci
Yang kan mampu menghindari

Untuk itu...
Tingkatkan iman dan taqwamu
Agar jiwa dan hati
Selamat di akhir nanti...



*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Sunday, December 4, 2011

==> Ngadem Di Plaza <==



Siang yang panas, udara juga tak bersahabat. Kemana kukan berlindung dari panas ini? Dengan langkah pasti aku menuju Plaza terdekat. Escalator telah siap menjemput tubuh mungilku dan membawaku ke atas, ke tempat yang lumayan dingin karena full AC. Mataku mulai tengok kanan tengok kiri menyapu setiap pemandangan yang kulewati. Akhirnya kumemasuki sebuah toko baju. Gadis-gadis cantik menyambut kehadiranku dengan senyum ramah dan mempersilahkan aku untuk melihat-lihat berbagai model baju yang dipajang memenuhi ruangan toko itu. Dengan PD aku berkeliling hanya untuk melihat-lihat tanpa menyentuh baju-baju cantik yang tergantung di sana. Seorang gadis cantik yang dari tadi senyum-senyum mulai menyapaku.

Gadis Cantik: "Lei hou leng o" (Kamu cantik banget) Sambil memamerkan senyumnya.

Asa: "To ce" (Makasih)

Gadis Cantik: "Lei sam hou leng o, 
lei hai mei yan a" (Bajumu bagus banget, kamu orang mana)

Asa: "Ngo hai yan nei yan" (Aku orang indonesia)

Gadis Cantik: "Ghoe te hamei dong lei yat yong ayan nei yan?"(Apa mereka sama denganmu? orang Indonesia?)"



Sambil menunjuk ke arah beberapa pengunjung yang juga berjilbab. Aku pun menoleh ke arah yang ditunjuk.

Asa: "Ghoe to hai" (Mereka juga)

Gadis Cantik: "Tanhai lei dong ghoi em dong sae wo" (Tapi kamu sama mereka beda banget)

Asa: "Hah? Em dong? (Hah? Gak sama?)

Gadis Cantik: "Lei siu hou dim, bei fu kem hou" (Senyummu sangat manis, kulitmu sangat bagus)

Aku hanya tersenyum mendengar sanjungannya. Dalam hatiku aku jadi berbicara sendiri. "Waduh Neng, walaupun kamu menyanjungku setinggi langit gak bakal deh aku belanjakan uangku tuk membeli baju-baju mahalmu, aku masuk ke tokomu ini kan cuman mau ngadem duank, hehehe" Akhirnya aku hanya bisa tersenyum-senyum sendiri sambil meninggalkan si gadis cantik pelayan toko itu.


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Saturday, December 3, 2011

*** Di Sana ***


Sayang...
Aku ingin hidup di sana
Di antara hijaunya alam
Dan sejuknya suasana
Di sana ku ingin berdiam

Sayang...
Tiada ingin kemewahan
Gemerlapnya dunia
Tiada pula ketenaran
Menjadi tokoh ternama

Namun...
Ku ingin kedamaian hati
Membangun bahtera
Di pegunungan nan sunyi
Mengukir indahnya cerita

Dan di sana...
Kita kan slalu bersama
Melewati hari demi hari
Memahat kisah penuh pesona
Di bawah langit yang slalu berseri

Lihatlah...
Beningnya telaga di kaki gunung
Tawarkan kesejukan tiada tara
Hijaunya hutan kini merenung
Menanti jawaban dari senyum kita

Marilah sayang...
Percepat langkah kita
Meniti jalan ini
Agar segera sampai di sana
Diantara indahnya alam ini


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Thursday, December 1, 2011

*** Sebagai Takdir Illahi ***


Kehidupan ini...
Fana adanya
Dan itu bukan lagi rahasia
Semua pun menyadarinya
Akan fananya...

Namun...
Tiada dapat ku pungkiri
Aku pun menikmati
Kehidupan fana ini
Sebagai bagian takdir Illahi

Hijaunya ilalang...
Subur menghampar membentang
Aneka warna bunga dunia
Indah bermekaran
Hiasi fananya mayapada

Decak kagum...
Kerap riuh terdengar
Menandakan ketakjuban
Akan indahnya alam
Yang anggun membentang

Bila di sini...
Di alam fana ini
Segalanya begitu indah
Begitu sempurna...
Bagaimana di alam sana...

Di alam kekal..
Alam kekal yang kita nanti
Alam yang di janjikan Illahi
Sebagai tempat terakhir
Kita.... menempuh takdir....


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

==> Bukan Tipe Pencemburu <==



Senyum manis di wajahnya senantiasa mengembang, mewarnai hari-harinya yang seakan tiada pernah dilanda duka. Tawanya senantiasa renyah membahana, menggambarkan betapa freehatinya seolah tanpa beban derita. Begitupun saat dia harus berpisah denganmu sebagai keputusan yang matang yang menjadikannya semakin tegar dalam mengarungi liku hidup yang tiada terduga kapan aral melintang menghadang mulusnya jalan.

Ketegarannya menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya, adalah bukti betapa mapan pola pikirnya. Tiada keluh kesah yang dia tampakkan di muka umum. Seberat apapun beban hidupnya, dia tetap berdiri dengan gagah, memikul segala beban yang ada tanpa mengeluh sedikitpun. Lihatlah pancaran wajahnya yang selalu tulus menimbang rasa. Seperti saat dia melepaskanmu dan membiarkanmu memilih bidadari lain yang kau anggap lebih pantas untuk kau cintai.

Baginya cinta tak harus memiliki, cinta tak harus mencemburui. Cinta adalah keikhlasan, keikhlasan menerima segala yang ada, tanpa harus merasa cemburu dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Sama seperti saat perhatianmu beralih pada yang lain. Hanya senyum yang tersungging di bibirnya seraya berucap lirih "Semoga kalian berjodoh dan hidup dalam lindungan kasih Illahi Robbi..."



Lalu dia pun melangkah tenang, tanpa pernah merasa bersalah telah meninggalkanmu. Karena di matanya kau memang tidak pernah tulus mencintainya, tidak pernah tulus menyayanginya. Terbukti dengan segala apa yang di lihatnya ketika segala kasih dan perhatianmu justru tertuju kepada yang lain. Bukan rasa cemburu yang dia tunjukkan ketika ia tahu kau bermesraan dengan yang lain. Tapi rasa syukur kepada Dzat Yang Maha Kasih, yang telah membukakan kedua mata batinnya akan siapa sebenarnya dirimu, siapa sebenarnya sosok yang pernah di kasihinya.

Dia bukan tipe pencemburu. Bukan berarti cintanya kepadamu di masa lalu palsu. Tapi kedewasaan dalam dirinya yang membuatnya lebih bijak dalam menghadapi setiap liku sebuah rasa dalam mengarungi samudera cinta yang penuh dengan gelombang badai asmara. Dia bukan anak kecil yang mudah menangis ketika di cubit. Dia bukan anak kecil yang mudah merengek ketika apa yang dia harapkan jadi miliknya ternyata tak jua ia dapatkan bahkan menjadi milik orang lain.

Dia gadis dewasa yang pandai mensyukuri nikmat. Dia gadis yang tegar, dia gadis yang kuat, dia gadis yang mampu bertahan di tengah kecaman dahsyatnya badai kehidupan. Tiada pernah ku dengar dia mengeluh, walau derita kerap hadir menyapa ketenangan jiwanya. Percuma saja kau bersusah payah membuatnya cemburu, karena di hatinya dia justru mendo'akanmu agar kau dapat menjalin hubungan dengannya.



Mungkin benar adanya, bahwa kau tiada pernah mencintainya. Atau kesombongan dalam dirimu yang membuatmu bertahan untuk tidak mengungkapkan perasaan hatimu yang sesungguhnya. Well... itu adalah urusanmu dengannya. Ada tidaknya rasa itu hanya kau yang tahu. Satu yang pasti dia bukan tipe pencemburu. Terbukti saat dia melihatmu bermesraan dengan yang lain, dia justru mendo'akanmu. So tak perlu kau bersusah payah memperlihatkan kemesraanmu dengan gadis lain di depan matanya. Karena dia bukan tipe pencemburu.

Dia gadis yang cantik, pintar, cerdas, lincah, sholehah, energic, atraktif... waow...seabreg kelebihan di sandangnya... ckckckck... Rasanya rugi kalau di lepaskan begitu saja, sementara kau tahu bahwa kau pernah ada dalam hatinya. Namun aku tidak bisa menjamin bahwa di hatinya masih ada namamu, karena kulihat dia begitu supel dalam bergaul. Dengan mudah dia kan dapatkan pengganti dirimu yang mungkin lebihperfect and lebih sempurna di matanya.

Kurasa penjelasanku tadi sudah jelas. Dia bukan tipe pencemburu. OK...?! Kalau kurang jelas, silahkan baca ulang dari awal.

Selamat membaca kawan. (((^_^)))


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Wednesday, November 30, 2011

*** Warna Cinta Kita ***


Aneka warna di sana
Hiasi indahnya cinta kita
Penuh gelora rindu
Yang kian menggebu

Ada bahagia menyeruak mesra
Kala hati kita bertaut manja
Ada duka menyayat pilu
Kala prahara membalut kelu

Kau yang berjiwa besar
Hatimu di penuhi rasa sabar
Kala badai datang menjelang
Menyapa kokohnya karang

Aneka warna cinta kita
Ajarkan ketabahan dalam jiwa
Dengan kelembutan hatimu
Kau mampu luluhkan egoku

Percayalah akan ketulusan hati
Yang slalu ingin berbagi
Walau nyata dinding menghadang
Kokoh tinggi menjulang

Namun indahnya warna cinta kita
Kan tetap indah dengan sinarnya
Memancar indah berseri
Bagai sinar mentari pagi....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Tuesday, November 29, 2011

*** Try to Remember ***


Try to remember the way
That we had walk together
Try to remember that song's
That we singing together

It's about our old memories
When you and me
Still together in one way
To reach our special thing's...

How beautifull that day
When your smile looks so sweet
How great that moment
When your laughing was so free

Looks that world was so kinds
Smiling at me with new random fligh
Full of colours was stay there
Cathing by my eyes

Oh... how great this life
When we know
The rules of life
It seem to be bright

Such as that garden
Our heart should be
Fully smiled with joys and laugh
No more sadness thing will be...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Monday, November 28, 2011

*** Sesejuk Embun Surga ***


Semalam... padamu ku bercerita
Tentang kisah si gadis jelita
Arungi alur naskah Sang Sutradara
Merambah rimbunnya rimba raya

Padamu... tlah ku ungkapkan
Segala gundah yang melaga
Di sekujur jiwa nestapa
Dan riuhnya jeritan sukma

Darimu... ketenangan bertahta
Baluri resahnya jiwa
Bagai kesejukan embun surga
Meresap menggugah asa

Ingatlah setiap kata
Yang ku tata merapat cahaya
Kala butir-butir mutiara
Basahi pipi merah merona

Dan kau... bijak berkata
Ungkapkan keteduhan jiwa
Hadirkan kesegaran rasa
Di semenanjung selatan sukma

Lihatlah dengan seksama
Kala netramu sentuh bayang adinda
Tiada duka menerpa di sana
Tawa ceria terukir tiada jeda...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Sunday, November 27, 2011

*** Jejak Langkah Bidadari ***


Lembut ayunan langkah bidadari
Menapaki hari demi hari
Kharisma wajahnya kian berseri
Senyumnya manis memikat hati

Lemah gemulai lentik jemari
Menarikan tarian sanubari
Tertelan kedahsyatan surgawi
Demi menggapai ridho Illahi

Pusaka mustika hati
Bersinar memagut nadi
Melemah petir menghampiri
Ulurkan kesyahduan nan abadi

Kilau permata biru indah berseri
Bias cahayanya menembus hati
Hingga jauh ke sisi dinding sanubari
Mengambang diantara ruang sunyi

Takdirnya kian menjadi
Tentukan lingkaran jalan bakti
Berdesakan mengukir mimpi
Yang terukir jauh di lubuk hati

Jejak langkah bidadari
Telusuri rimba melati
Pada alunan syahdu para sufi
Demi menggapai cinta nan suci...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Saturday, November 26, 2011

*** Kelembutan Kasih Biru ***


Duhai kekasihku...
Selembut mungkin kan ku belai jiwamu
Kan ku bawa kau tuk arungi samudera biru
Memindai syahdunya buaian rindu

Bersamamu ku kan melaju
Telusuri lembah terjal berbatu
Tiada lagi gundah mendera batinku
Saat jiwamu dan jiwaku khusyuk menyatu

Kelembutan kasih biru
Kan ku hadirkan selalu
Berbahagialah duhai sayangku
Percayalah akan segala niatan suciku

Kan ku hadirkan kembali syahdu cintaku
Kan ku ayunkan kembali merdunya asmara qolbu
Kan ku hapus sgala keresahan di jiwamu
Hingga musnahlah gumpalan pilu

Sayang...
Seluas hamparan langit yang membentang
Salam santunku padamu kan tertuang
Terciptalah kesejukan baluti jiwa nan gersang

Kelembutan kasih biru
Selembut kasih seorang ibu
Hanya untukmu duhai kekasih hatiku
Percayalah.. akan kelembutan kasih biru...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Friday, November 25, 2011

*** Yang Gila Yang Waras ***


Di ujung jalan setapak nan sepi
Beliau berjalan seorang sendiri
Sosok insan yang seolah tak berakal
Dengan tatanan rambut gimbal

Dekil tak terawat
Kusam kesan yang melekat
Pakaian kebesarannya
Penuh ventilasi di mana-mana

Berbicara seorang diri
Tawanya pun mengiringi
Kala klakson mobil terdengar
Beliau menyingkir ke trotoar

Di lain kesempatan di ujung jalan
Para pemuda berjalan beriringan
Kala klakson mobil terdengar
Tak jua minggir ke trotoar

Namun... teriakan di lontarkan
"Berisik...!!"  cukup mengagetkan
Membuatku bertanya dalam hati
Akan kedua kisah tadi

Nyatanya... yang gila masih berakal
Dan yang waras kehilangan akal
Di tengah dunia yang panas
Ternyata yang gila yang waras...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Thursday, November 24, 2011

*** Sisa Tetesan hujan ***


Sisa tetesan air hujan
Masih membasah berkilauan
Melekat di tiap lembarnya
Aneka daun penuh warna

Sisa tetes air hujan pagi tadi
Hadirkan kesegaran alami
Pulihkan semangat dalam dada
Ciptakan kekuatan yang tiada terkira

Kesejukan alam sekitarku
Menyeruak meresap dalam batinku
Kedamaian kian terasa
Kala rahmat-Nya kembali menyapa

Allohhu Robbi...
Kasihmu lembut membasuhi
Jiwa-jiwa kering kerontang
Di sepanjang padang ilalang

Yaa Allah yaa karim
Di setiap musim dan iklim
Kau tebarkan pesona swarga loka
Penuh kasih sejukkan jiwa

Sisa tetesan hujan
Pancarkan murninya kebeningan
Kebeningan cinta-Mu
Pada seluruh alam dan ciptaan-Mu...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Wednesday, November 23, 2011

*** The Most Powerfull ***

 
It's really wonderfull
When you try to look around
How beautifull this world
How great this world

See that waterfall
So great so nice
The cave around
And the fantastic stream

See all the tree around there
So green so nice
Let's feel it...
The freshness air

This life was so perfect
This world was so great
Who has make it
The whole universe

Allah is the most powerfull
The creator of you and me
The creator of this world
The creator of  heaven

He is the most perfect
The most powerfull
That make everything in this world
With special love and touch....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Tuesday, November 22, 2011

*** Cinta Putih ***

 
Cinta putih kini tlah kembali
Hadir penuhi relung hati
Harum semerbak wangimu
Hiasi istana qolbu ku

Kau yang lama menghilang
Kini tlah kembali pulang
Memeluk hangat istana biru
Dengan belaian lembut kasih-Mu

Cinta putih kini bersemi lagi
Tumbuh indah berseri-seri
Bagai tetesan embun syurga
Kau hilangkan dahaganya rasa

Cinta putih membawaku kembali
Pada arah tujuan yang pasti
Mengukir asa di relung qolbu
Bermuara di ujung rindu

Rindu akan indahnya kasih-Nya
Yang senantiasa lembut menyapa
Rindu akan halusnya cinta Illahi
Yang tiada pernah terganti

Trima kasihku pada-Mu
Atas cinta putih-Mu
Yang kini memeluk nadi
Mengiringiku menggapai mimpi....


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Monday, November 21, 2011

*** Menuju Cinta-Mu ***

 
Sudah saatnya tuk melangkahkan kaki
Menggapai segala cita dan cinta
Saatnya untukku berlalu pergi
Dari kesendirian nikmati senja

Kini saatnya tuk tentukan arah
Membuka hati menjalin rasa
Menjalin rindu menuai berkah
Buah bahagia kemurnian cinta

Lama sudah ku abaikan sebuah rasa
Ku biarkan semua rindu berlalu
Mengisi keindahan istana rasa
Karena ku yakin akan karunia-Mu

Kau yang hadirkan syahdunya rasa
Pada setiap hamba-hamba-Mu
Dan Kau yang tumbuhkan cinta
Pada insan yang sabar menunggu

Menunggu akan takdir hidupnya
Dengan lantunan dzikir pada-Mu
Kau-lah pemilik syahdunya cinta
Yang ku rindu tuk sejukkan istana qolbu

Belai lembut kasih-Mu
Dalam setiap desah nafas hamba
Adalah wujud symphoni kasih nan merdu
Selembut semilir angin swarga-loka....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

*** Kembalilah Menuai Rindu ***



Masih ingatkah duhai ibunda
Saat pertama kita saling jumpa
Tapak tangan erat menyatu
Beruluk salam syahdu mendayu

Seiring waktu merentang masa
Tali silahturahim terjalin mesra
Lembut santun budi bahasamu
Sejukkan kegersangan jiwaku

Kaulah pelipur lara
Kala diri di landa duka
Kaulah penghapus pilu
Pengusir gelisah dalam hatiku

Kini...saatnya kau kembali
Ke pangkuan ibu pertiwi
Di sana... keluarga tercinta
Telah menunggu begitu lama

Cukup sudah kau berjuang
Demi keluarga tersayang
Kembalilah menuai rindu
Dalam balutan kasih nan biru

Hanya do'a yang ku rangkaikan
Sebagai teman di perjalanan
Semoga damai baluri hati
Rahmat dan berkah kian membanjiri...

HK, 19 June 2011


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Sunday, November 20, 2011

*** Kisah Sendu Sang Pujangga ***


Gelombang kehidupan kian menderu
Menyisir luasnya samudera terbaru
Desir angin kencang menerpa
Bagai amukan malam tak berpelita

Langit malam sendu membisu
Tiada berkesan di malam kelabu
Kala purnama syahdu menyapa
Pantai kehidupan seorang pujangga

Bagai camar di langit kelabu
Kau terbang mengitari lautmu
Bagai merpati di malam sepi
Kau terbang menggapai mimpi

Kesejukan hati kian menyatu
Kala jilatan ombak santun bertamu
Ketenangan hati kau genggam kembali
Kala bias cahaya purnama memikat nadi

Pujangga di malam syahdu
Duduk terdiam memintal rindu
Pada rangkaian mutiara kata
Utarakan lembutnya rasa

Setara deru ombak di pantai biru
Meliuk rasa di rongga qolbu
Tersenyum tipis menatap langit
Mencoba bangkit walau terasa sulit...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

==> Jeritan Histeris Tengah Malam <==


Mini bus yang membawaku dan rombongan teman-teman akhirnya sampai juga pada tempat tujuan, yaitu Pantai Ayah. Teman-teman segera berhamburan keluar dari mini bus yang kami tumpangi dari depan sekolahku tadi. Setelah itu kami pun segera mencari lokasi yang tepat untuk mendirikan tenda. Sesuai dengan kesepakatan bersama akhirnya kami mendirikan tenda di dekat selokan kecil berukuran lebar sekitar 50 cm.. Namun selokan ini mengalirkan air yang cukup jernih yang bisa digunakan untuk mencuci atau untuk dimasak sebagai air minum.


Hari ini adalah untuk pertama kalinya aku ikut camping di pantai. Teman-teman nampak sibuk mendirikan tenda. Camping kali ini adalah camping gabungan bersama SMA-SMA se-kabupaten Banyumas. Tujuan camping kali ini tidak hanya sekedar untuk refreshing, tapi karena kami semua ingin mencoba mendaki tebing karang yang konon kabarnya ada di sekitar bukit dekat pantai tempat kami mendirikan tenda.

Aku sibuk membongkar cariel yang berisi berbagai bekal dan peralatan. Setelah semua tenda selesai didirikan, satu persatu teman-teman mulai berhamburan ke arah pantai. Hingga akhirnya tinggallah aku sendiri. Duh... nasib... lagi-lagi aku harus sendirian menjaga sekian banyak tenda.

Setelah hari mulai gelap semua kembali ke camp. Ada yang basah kuyup dan kotor penuh pasir. Ada juga yang membawa ikan dari nelayan setempat. Ikan-ikan itu pun diserahkan padaku setelah dibersihkan sebelumnya. Akhirnya ikan-ikan itu pun aku masak dengan wajan kecilku yang kubawa dari rumah.

"Waduh Non, sempet-sempetnya bawa wajan. Gak rugi deh camping ngajak kamu." Kata salah seorang seniorku.

"Ya iyalah..." kataku singkat sambil menyiapkan segala sesuatunya.

"Apa ini... !" Teriak salah seorang kawan dari dalam tenda yang tepat di belakangku. Aku segera menoleh dan menyorotkan lampu senter ke arah yang dimaksud. Ternyata susu bendera kalengan yang tumpah di atas terpal.

"Waduh siapa sih yang naruh susu di sini, sayang banget neh, gimana neh...?" katanya sambil memandang ke arahku. Tanpa pikir panjang aku segera memindahkan tumpahan susu bendera itu ke wajan yang berisi ikan laut. Kawanku hanya bisa melongo melihat ulahku. Sementara aku hanya nyengir sambil mengisyaratkan padanya untuk diam. Dia pun hanya mengangguk sambil bergidik jijik.

Gak berapa lama kemudian ikan yang kumasak pun matang dengan wangi yang menggoda. Segera aku bagikan kepada teman-teman yang dari tadi sudah menunggu menu makan malam. Dengan cepat mereka menyantap.

"Wah... uenak banget, kok kamu pinter masaknya? bumbunya apa neh?" Tanya salah seorang seniorku.

"Masa enak sih? habiskan dulu, nanti tak kasih tau deh resepnya" Kataku dengan senyum pasti. Dengan cepat hidangan ikan laut pun habis disantap teman-teman.

"Masih ada lagi gak ikannya? aku belum kebagian neh?" Kata salah seorang kawan yang baru datang menikmati indahnya suasana malam di pantai.

"Udah habis. Suruh siapa gak balik-balik, gak tau orang pada kerepotan di sini." Kataku dengan santainya.

"Non, apa resepnya neh?" tanya salah seorang dari mereka.

"Biasa aja kok. Cuma ada tambahan dikit, itu tuh tumpahan susu bendera di terpal itu." Kataku sambil menahan tawa.

"Iya bener tuh, susu bendera yang tumpah tadi dia ciduk pake sendok lalu dimasukkan ke dalam wajan yang buat masak ikan." kata kawanku yang pertama kali menjerit tadi. Akhirnya semua ketawa, lalu kata mereka.

"Gak apa-apa, vitamin." ^_^

Setelah semua selesai akhirnya aku dan teman-temanku segera membersihkan peralatan masak dan peralatan makan tadi. Malam terus beranjak mengukir gelap di antara deburan ombak di pantai. Malam ini memang tidak ada acara khusus. Malam ini semua diminta untuk istirahat penuh karena besok pagi kami akan diajak untuk mendaki tebing karang yang dimaksud. Ada yang menikmati malam itu dengan jalan-jalan di pantai bersama kekasih hatinya, ada yang hanya duduk-duduk di kursi bambu yang telah tersedia di bawah pohon waru. Ada juga yang hanya duduk di dalam tenda sambil bermain kartu poker.

Sementara aku hanya duduk-duduk di pinggir selokan bersama seniorku, mbak Pipit yang sedang asyik ngobrol dengan seorang kawannya dari Cilacap. Mereka asyik diskusi masalah seputar pengalaman camping bersama teman-teman. Sesekali aku tersenyum sebagai respon aku ikut mendengarkan obrolan mereka. Sementara itu aku asyik memainkan lilin-lilin kecil yang menjadi penerang kami saat itu. Kedua kakiku kumasukkan ke dalam selokan yang mengalirkan air jernih itu. Aku asyik menikmati aliran airnya yang bening. Sambil sesekali mendekatkan lilin ke dalam selokan, mencoba menangkap ikan-ikan kecil yang berenang kesana-kemari.

Malam kian larut, entah kenapa kurasakan kejenuhan yang tidak seperti biasanya. Tiba-tiba aku ingin menjerit. Akupun menyampaikan maksudku pada mbak Pipit.

"Mbak, aku ingin menjerit sepuas-puasnya."

Dengan santai dan terus menatapku dia pun berkata, "Ya sudah menjeritlah." Tanpa menunggu lebih lama lagi, aku pun segera menjerit.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa........" Sebuah jeritan panjangku yang membuat kaget seketika.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaa......" Jeritan panjang susulan dilanjut dengan jerit tangisku.

Seketika itu juga, semua penghuni tenda berhamburan keluar mencari datangnya suara. Semua mendekat ke arahku, dan bertanya kepada mbak Pipit yang tenang-tenang saja duduk di sebelahku. Mbak Pipit pun menjawab kebingungan teman-teman,

"Tidak ada apa-apa, dia cuma pengen njerit aja." Akhirnya semua mengerti dan kembali ke tenda masing-masing.

Sementara itu aku puas-puasin menangis, hingga hatiku tenang kembali. Setelah itu aku segera membasuh wajahku yang berlumuran air mata dengan kesejukan air selokan di malam itu. Lega rasanya dan lapar ^_^

Tenagaku habis buat menjerit dan nangis histeris, hingga membuat perutku terasa lapar. Akhirnya aku pun hanya makan indomie goreng yang kuremas lalu kucampur bumbunya dan makan begitu saja. Maklum, malas masak. ^_^

Malam kian larut dan dingin, kami pun kembali ke tenda untuk istirahat barang sejenak. Temannya mbak Pipit pun segera pulang ke rumahnya yang kabarnya tak jauh dari pantai Ayah ini. ternyata teman-teman di dalam tenda posisi tidurnya seperti udang diaduk dalam penggorengan, amburadul. Tidak ada posisi yang benar. Mau tidak mau harus nyelip di pinggiran.

Keesokan paginya setelah semua membersihkan diri, kami segera berjalan meninggalkan camp dan menuju tebing karang yang dimaksud. Pak Lippo selaku pelatih olah raga alam bebas ini tiba-tiba telah merangkul pundakku dan bertanya menyelidik.

"Kamu kenapa? kok njerit histeris gitu? Apa ada masalah?" Tanyanya serius. Aku hanya menggeleng sambil tersenyum, dan meyakinkan bahwa tidak ada masalah apapun.

Lalu beliau menepuk-nepuk pundakku, dan katanya, "Ya sudah kalau gak ada masalah, berarti siap dunk latihan hari ini?" Tanyanya sambil tersenyum.

"Siap dunk...pak..." jawabku pasti.

Setelah itu Pak Lippo asyik ngobrol dengan rekannya yang juga ahli di bidang Rock Climbing. Dan kami pun mulai meniti jalan di perbukitan yang menuju ke arah tebing karang. Nampaknya lokasi yang di maksud cukup jauh juga, kami harus melewati perbukitan yang sedikit terjal dan berliku. Beruntung ada kawan yang membawa radio kecil. Sebuah lagu gubahan pun melantun di antara tawa dan canda teman-teman.

Akhirnya kami semua sampai di lokasi tebing karang. Para senior yang bertugas segera menyiapkan segala peralatan. Mulai dari tali karmentel, karabinner, discender, tali prusik, dan webbing. Dua pemanjat nampak membuat tali simpul di puncak tebing karang. Sementara aku dan beberapa teman memasang webbing di badan masing-masing. Untuk permulaan, seorang anak muda yang pernah ikut kejuaraan nasional menunjukkan kebolehannya dalam tehnik memanjat tebing. Kami memperhatikan dengan seksama. Kemudian satu persatu pun mulai mencoba memanjat tebing karang itu.

Tak terasa waktu cepat berlalu, saatnya untuk kembali ke camp di pinggir pantai. Semua tampak happy dan bernyanyi riang menyusuri jalan di perbukitan yang akhirnya mengantar kami ke perkemahan.

*** Memory Di Pantai Ayah bersama para pecinta alam se kab-BMS


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*