السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Monday, December 19, 2011

*** Himpitan Rindu ***

Sejauh mana rindu menghimpit jiwa
Hingga desah nafas tersengal mencekik raga
Nurani menggigil di ujung sukma
Hati merintih menanggung siksa...

Himpitan rindu kian menusuk sembilu
Menorehkan gejolak rasa berselaput pilu
Tertahan di antara serpihan ragu
Meleleh sendu iringan bulir-bulir melagu...

Duhai cinta pembalut jiwa
Hadirmu ceriakan rasa
Menggenggam deretan nada asmara
Dalam himpitan rindu merajuk manja
Sempurna...

Himpitan rindu kian merajam qolbu
Teriakan namamu dalam hening bisu
Getarannya goncangkan lenaku
Hingga merebak tetesan airmataku...

Saat inginku memaksa
Melesat menggapai indahnya pelita
Titik airmata hadir menyapa
Sadarkanku akan peliknya legenda rasa...

Dan kaulah pengobat nyeriku
Kala rindu menghimpit qolbu
Terkenang di setiap manis senyummu
Mengajakku memintal kelambu rindu....

Sayang...sempurna kiranya
Ketika hati kita memagut rindu yang melanda jiwa
Hingga bulir airmata turut tertawa
Membahasakan dahsyatnya alunan kerinduan birunya cinta....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Saturday, December 17, 2011

*** Aku Rindu ***

Malam semakin jauh meninggalkan keangkuhan sang waktu
Langit hanya terdiam membisu
Membahasakan kepiluan hati remaja putri
Yang tersesat dalam hiruk pikuk kegalauan hati....

Bintang enggan berpijar
Bulanpun tak mampu hadir bersinar
Hanya desir lembut sang bayu berkelebat mengiris sunyi
Menggoreskan sayatan dingin pada setiap pori....

Di beranda istana biru
Aku selalu menanti hadirmu
Berharap senyummu merekah indah
Kala tarian jemari lentikmu mengalunkan untaian madah....

Sayang...aku rindu...
Kebersamaan kita kala itu
Ketika rasa masih rapi bersembunyi
Di balik kegalauan pemikat hati...

Sunyinya malam menjadi sebuah hiasan
Mengutit getar dawai sebuah nyanyian
Di balik tirai kegelisahan yang mendera hati
Kelambu biru menghalau dinginnya sepi....

Kasih...adakah hasratmu masih senada
Mengumandangkan syair cinta penuh irama
Semerdu lagu rindu kala itu
Saat dirimu berjuang tuk meyakinkanku....

Kasih...harapku semua masih sama
Sebagaimana cinta dua pecinta
Yang bertemu atas kehendak Illahi Robbi
Dan mengukir hari dengan senyum indah berseri....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Thursday, December 15, 2011

*** Jejak Nyata Aksara ***

Pada jejak langkah tertinggal
Ku baca salam terpenggal
Pada aksara yang tiada ku kenal
Termangu ku pada tumpukan pakaian kumal...

Siapakah gerangan di sana
Menatap tanpa suara
Mengintai di balik jendela
Malukah kau pada penghuni istana...?

Hingga tak kuasa mengucap sapa
Sembunyi di balik kata
Menepi menutup mata
Pada hamparan indah mutiara jingga...

Sedang awan berdesir manja
Bayu selatan berbisik mesra
Menyampaikan kehadiran bayang senja
Menyelinap di balik tajamnya netra...

Jejak berkata ungkapkan nyata
Walau debu samarkan sketsa
Namun jelas terbaca
Engkaulah pemilik deret aksara...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

*** Terimakasih yaa... Allah ***

Entah kapan tepatnya
Kau telah pertemukan diri ini dengannya
Sosok tangguh berhati lembut
Penenang hati di saat kalut

Getaran rasa tlah bersemi
Di kedalaman lubuk hati
Mengawali kesan pertama
Saat kau ijinkan diriku tuk melihatnya

Tumbuhlah tunas kerinduan
Kian subur bertebaran
Akupun menepisnya sejuh mungkin
Menghadangnya di luar kokohnya
lapisan batin

Sesekali hati terpaut
Suara hati bergejolak kalut
Kau-pun segera menghadirkannya
Mendekatkan diriku dengan dirinya

Lewat canda di beranda istana ini
Engkau telah pertemukan kami
Terbukalah jalan cinta
Yang Kau cipta dengan sempurna

Terimakasih yaa Allah...
Kau telah limpahkan berkah
Pada kami berdua
Dalam keindahan masa bersua

Terjalinlah cinta
Dalam manisnya ikatan rasa
Yang terpaut menghiasi
Kemegahan istana hati

Terimakasih yaa...Allah...
Telah Kau hadirkan dirinya
Sebagai pelita hati ini
Membawa kebeningan cahaya cinta suci

Menghapus kegundahan
Dan menghantam tajamnya keresahan
Kedamaianlah yang kini setia tersaji
Mewarnai riuhnya pelataran hati

Kian hari rindu kian menumpuk
Bagai tumbuhan subur terpupuk
Menghasilkan benih-benih kasih
Penyusun keindahan cinta putih...

Terimakasih yaa...Allah...
Atas segenap anugerah
Yang telah Kau beri
Kepada hmb-Mu ini...

Semoga Kau tetap satukan kami
Hingga akhir dunia ini
Dan ijinan kami senantiasa bersatu
Dalam ke-Agungan istana Surga-Mu....

Amin....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Wednesday, December 14, 2011

*** Hujan ***

Hujan...
Kau masih setia menyiram bumi
Sehari semalam tiada henti
Menghadirkan kesejukan
Pada jiwa yang kini dalam keresahan

Hujan...
Seiring deraian butiran airmu
Titik mutiara kini menetes di kedua belah pipiku
Ada rindu di hati
Yang lelehkan bulir lembut ini

Hujan...
Diantara desir lembut alunan merdu suaramu
Anganku menerawang jauh di batas rindu
Diantara hawa dingin yang kau tiupkan
Ku masih setia dalam lamunan...

Hujan...
Inginnya ku kembali ke masa itu
Saat indah bersamamu
Nikmati tiap butiran yang kau teteskan
Dan kau jatuhkan ...

Hujan....
Ingatkah kau masa indah itu
Saat ku berlari diantara deraianmu
Berteriak bebas...
Tertawa lepas...

Hujan...
Kala itu kau begitu dekat denganku
Membasuh jiwa ragaku
Yang masih lugu menimang rasa
Membuai hembusan kalimat cinta

Hujan...
Kini masa indah itu telah berlalu
Entah kapan lagi berlari diantara desah lembut suaramu
Yang bergemuruh memecah keheningan alam
Di kala pagi menjelang maupun gelap malam ...

Hujan...
Kuingin kau tahu
Jauh di lubuk hatiku
Aku sangat merindukan tetesan kasihnya
Dan belaian lembut sutra cintanya

Hujan...
Mungkinkah setelah selesai tugasmu di sini
Kau juga akan menyirami sebuah negeri di ujung bumi
Di mana kekasih hatiku berada
Dalam kesendirian yang kian meraja...

Hujan...
Ku hanya ingin titipkan salam
Di penghujung dinginnya malam
Untuk dia yang senantiasa merindu
Belaian mesra sutra cintaku....

Hujan...
Hati ini resah bertabur rindu yang kian membiru
Sampaikanlah pada kekasih hatiku
Dindanya kan setia merajut asa
Dalam untaian nada kasih asmara...

-----------------------------------------
*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Saturday, December 10, 2011

*** Terima Kasih Rindu ***




Rindu... Oh... rindu...
Beribu terimakasih terucap untukmu
Yang telah hadir penuhi relung qolbu
Hingga ke tiap sudut istana hatiku

Rindu...oh...rindu...
Hadirmu getarkan balairung istanaku
Kau ciptakan keindahan cerita cinta yang kian membiru
Kau buat rasa ini kian syahdu mendayu biru...

Rindu...oh...rindu...
Tanpa hadirmu apalah arti cintaku
Tanpa tajamnya durimu
Tiada arti jalinan kasih terus melaju

Semua karenamu
Duhai rindu...
Kaulah sumber keindahan cinta kasih biru
Yang membahana di istana hatiku

Karena adanya kau... rindu...
Ku mampu jauhkan resah dan ragu
Dan karena kehadiranmu duhai rindu
Alunan cintaku semakin indah dan menggebu...

Oh...rindu...
Tetaplah di hatiku
Penuhi tiap sisi relung qolbu
Jangan biarkan hati ini kosong tanpamu

Oh rindu...
Aku sangat menghargai kehadiranmu
Dan menysukuri setiap denyut nadimu
Yang setia tanamkan harapanku tuk selalu merindu...

Mengingat akan dirinya yang mencintaiku
Merindu dia yang senantiasa merinduiku
Mengharap hadirnya yang kini sedang melamunkanku
Semua karenamu duhai rindu...

Kau membuat kisah hidupku
Semakin indah dan syahdu
Mengelilingi fananya duniaku
Yang kadang berliku-liku....

Terimakasih...rindu....

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Friday, December 9, 2011

*** Hadirmu Obati Rinduku ***


Bunga-bunga bermekaran di taman hati
Kala santun salammu menyapa diri
Rindu hati kini terobati
Senyumku pun kembali berseri

Lihatlah langit istana hatiku
Semakin indah memancar biru
Secerah senyuman mutiara qolbu
Kala jiwa bernyanyi merdu

Awan biru di puncak nirwana rasa
Teduhkan pelataran istana cinta
Selaras syahdunya badai asmara
Menerpa tebarkan aroma wangi bunga

Ritme irama symphoni hati
Selembut tarian sang bidadari
Syahdunya benih-benih rindu ini
Sesyahdu suara indah sang peri

Hanya bahagia yang kini melanda
Lukiskan keceriaan seisi jiwa
Rasa syukur yang tiada terkira
Terlantun lewat khusyuknya do'a

Sujud syukur kita pada-Nya
Atas limpahan cinta
Dan penyatuan jiwa kita
Dalam indahnya mahligai rasa...


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Wednesday, December 7, 2011

*** Mutiara Kasih Biru ***



Sinar kasih yang terpancar
Semakin indah bersinar
Sebening titik embun pagi
Saat bias mentari hadir menemani

Kilauan indahnya cinta
Kau tebarkan penuh pesona
Hasrat hatimu kembali
Menyirami kegersangan hati

Pada angin di persimpangan
Ku sampaikan sebuah pesanan
Pada barisan kepak merpati
Ku kabarkan risalah isi hati

Mutiara kasih biru
Berporos di kedalaman qolbu
Kudamba mahligai cinta
Bagai beningnya air syurga

Mutiara kasih biru
Kian indah melantun syahdu
Bagai buai kasih asmara
Antara Allah dengan hambanya

Mutiara kasih biru
Kudambakan kehadiranmu
Melembutkan kerasnya rasa
Yang bersemayam di dalam dada

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Tuesday, December 6, 2011

*** Di Pantai Biru ***



Di pantai biru
Saat kau dan aku
Bertemu dan mengukir rindu
Dalam belai desir sang bayu

Di pantai biru kala itu
Kau berdiri termangu
Menatap tiap detak langkah kaki ku
Menapaki hamparan pasir yang membisu

Di pantai biru detik itu
Kurasakan getaran dalam qolbu
Satu hasrat yang tak menentu
Kala netramu menatap dalam padaku

Di pantai biru waktu itu
Berdebaran hatiku
Kala senyumanmu
Hiasi wajah manismu

Dan di pantai biru
Ada rasa tumbuh di hatiku
Dan saat tertunduk malu
Ada rindu hiasi jiwaku

Mungkinkah di pantai biru
Kita kan kembali bertemu
Menuai gumpalan rindu
Setelah sekian lama berlalu...

*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Monday, December 5, 2011

*** Jembatan Kehidupan ***


Jembatan kehidupan
Kadang tak seindah harapan
Langkah awal tuk meniti
Siapkanlah jiwa dan hati

Waspada dalam melangkah
Buanglah segala resah
Mantapkan niatkan diri
Tuk berjuang dan berbakti

Sebagai daya upaya
Untuk menggapai ridho-Nya
Dalam mencari rejeki
Di dunia fana ini

Jembatan kehidupan yang terbentang
Kadang rapuh dan berlobang
Untuk itu cobalah lebih teliti
Dalam menempuh medan bakti

Indahnya pesona dunia
Menggoda para aulia
Hanya yang berhati suci
Yang kan mampu menghindari

Untuk itu...
Tingkatkan iman dan taqwamu
Agar jiwa dan hati
Selamat di akhir nanti...



*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Sunday, December 4, 2011

==> Ngadem Di Plaza <==



Siang yang panas, udara juga tak bersahabat. Kemana kukan berlindung dari panas ini? Dengan langkah pasti aku menuju Plaza terdekat. Escalator telah siap menjemput tubuh mungilku dan membawaku ke atas, ke tempat yang lumayan dingin karena full AC. Mataku mulai tengok kanan tengok kiri menyapu setiap pemandangan yang kulewati. Akhirnya kumemasuki sebuah toko baju. Gadis-gadis cantik menyambut kehadiranku dengan senyum ramah dan mempersilahkan aku untuk melihat-lihat berbagai model baju yang dipajang memenuhi ruangan toko itu. Dengan PD aku berkeliling hanya untuk melihat-lihat tanpa menyentuh baju-baju cantik yang tergantung di sana. Seorang gadis cantik yang dari tadi senyum-senyum mulai menyapaku.

Gadis Cantik: "Lei hou leng o" (Kamu cantik banget) Sambil memamerkan senyumnya.

Asa: "To ce" (Makasih)

Gadis Cantik: "Lei sam hou leng o, 
lei hai mei yan a" (Bajumu bagus banget, kamu orang mana)

Asa: "Ngo hai yan nei yan" (Aku orang indonesia)

Gadis Cantik: "Ghoe te hamei dong lei yat yong ayan nei yan?"(Apa mereka sama denganmu? orang Indonesia?)"



Sambil menunjuk ke arah beberapa pengunjung yang juga berjilbab. Aku pun menoleh ke arah yang ditunjuk.

Asa: "Ghoe to hai" (Mereka juga)

Gadis Cantik: "Tanhai lei dong ghoi em dong sae wo" (Tapi kamu sama mereka beda banget)

Asa: "Hah? Em dong? (Hah? Gak sama?)

Gadis Cantik: "Lei siu hou dim, bei fu kem hou" (Senyummu sangat manis, kulitmu sangat bagus)

Aku hanya tersenyum mendengar sanjungannya. Dalam hatiku aku jadi berbicara sendiri. "Waduh Neng, walaupun kamu menyanjungku setinggi langit gak bakal deh aku belanjakan uangku tuk membeli baju-baju mahalmu, aku masuk ke tokomu ini kan cuman mau ngadem duank, hehehe" Akhirnya aku hanya bisa tersenyum-senyum sendiri sambil meninggalkan si gadis cantik pelayan toko itu.


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Saturday, December 3, 2011

*** Di Sana ***


Sayang...
Aku ingin hidup di sana
Di antara hijaunya alam
Dan sejuknya suasana
Di sana ku ingin berdiam

Sayang...
Tiada ingin kemewahan
Gemerlapnya dunia
Tiada pula ketenaran
Menjadi tokoh ternama

Namun...
Ku ingin kedamaian hati
Membangun bahtera
Di pegunungan nan sunyi
Mengukir indahnya cerita

Dan di sana...
Kita kan slalu bersama
Melewati hari demi hari
Memahat kisah penuh pesona
Di bawah langit yang slalu berseri

Lihatlah...
Beningnya telaga di kaki gunung
Tawarkan kesejukan tiada tara
Hijaunya hutan kini merenung
Menanti jawaban dari senyum kita

Marilah sayang...
Percepat langkah kita
Meniti jalan ini
Agar segera sampai di sana
Diantara indahnya alam ini


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

Thursday, December 1, 2011

*** Sebagai Takdir Illahi ***


Kehidupan ini...
Fana adanya
Dan itu bukan lagi rahasia
Semua pun menyadarinya
Akan fananya...

Namun...
Tiada dapat ku pungkiri
Aku pun menikmati
Kehidupan fana ini
Sebagai bagian takdir Illahi

Hijaunya ilalang...
Subur menghampar membentang
Aneka warna bunga dunia
Indah bermekaran
Hiasi fananya mayapada

Decak kagum...
Kerap riuh terdengar
Menandakan ketakjuban
Akan indahnya alam
Yang anggun membentang

Bila di sini...
Di alam fana ini
Segalanya begitu indah
Begitu sempurna...
Bagaimana di alam sana...

Di alam kekal..
Alam kekal yang kita nanti
Alam yang di janjikan Illahi
Sebagai tempat terakhir
Kita.... menempuh takdir....


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*

==> Bukan Tipe Pencemburu <==



Senyum manis di wajahnya senantiasa mengembang, mewarnai hari-harinya yang seakan tiada pernah dilanda duka. Tawanya senantiasa renyah membahana, menggambarkan betapa freehatinya seolah tanpa beban derita. Begitupun saat dia harus berpisah denganmu sebagai keputusan yang matang yang menjadikannya semakin tegar dalam mengarungi liku hidup yang tiada terduga kapan aral melintang menghadang mulusnya jalan.

Ketegarannya menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya, adalah bukti betapa mapan pola pikirnya. Tiada keluh kesah yang dia tampakkan di muka umum. Seberat apapun beban hidupnya, dia tetap berdiri dengan gagah, memikul segala beban yang ada tanpa mengeluh sedikitpun. Lihatlah pancaran wajahnya yang selalu tulus menimbang rasa. Seperti saat dia melepaskanmu dan membiarkanmu memilih bidadari lain yang kau anggap lebih pantas untuk kau cintai.

Baginya cinta tak harus memiliki, cinta tak harus mencemburui. Cinta adalah keikhlasan, keikhlasan menerima segala yang ada, tanpa harus merasa cemburu dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Sama seperti saat perhatianmu beralih pada yang lain. Hanya senyum yang tersungging di bibirnya seraya berucap lirih "Semoga kalian berjodoh dan hidup dalam lindungan kasih Illahi Robbi..."



Lalu dia pun melangkah tenang, tanpa pernah merasa bersalah telah meninggalkanmu. Karena di matanya kau memang tidak pernah tulus mencintainya, tidak pernah tulus menyayanginya. Terbukti dengan segala apa yang di lihatnya ketika segala kasih dan perhatianmu justru tertuju kepada yang lain. Bukan rasa cemburu yang dia tunjukkan ketika ia tahu kau bermesraan dengan yang lain. Tapi rasa syukur kepada Dzat Yang Maha Kasih, yang telah membukakan kedua mata batinnya akan siapa sebenarnya dirimu, siapa sebenarnya sosok yang pernah di kasihinya.

Dia bukan tipe pencemburu. Bukan berarti cintanya kepadamu di masa lalu palsu. Tapi kedewasaan dalam dirinya yang membuatnya lebih bijak dalam menghadapi setiap liku sebuah rasa dalam mengarungi samudera cinta yang penuh dengan gelombang badai asmara. Dia bukan anak kecil yang mudah menangis ketika di cubit. Dia bukan anak kecil yang mudah merengek ketika apa yang dia harapkan jadi miliknya ternyata tak jua ia dapatkan bahkan menjadi milik orang lain.

Dia gadis dewasa yang pandai mensyukuri nikmat. Dia gadis yang tegar, dia gadis yang kuat, dia gadis yang mampu bertahan di tengah kecaman dahsyatnya badai kehidupan. Tiada pernah ku dengar dia mengeluh, walau derita kerap hadir menyapa ketenangan jiwanya. Percuma saja kau bersusah payah membuatnya cemburu, karena di hatinya dia justru mendo'akanmu agar kau dapat menjalin hubungan dengannya.



Mungkin benar adanya, bahwa kau tiada pernah mencintainya. Atau kesombongan dalam dirimu yang membuatmu bertahan untuk tidak mengungkapkan perasaan hatimu yang sesungguhnya. Well... itu adalah urusanmu dengannya. Ada tidaknya rasa itu hanya kau yang tahu. Satu yang pasti dia bukan tipe pencemburu. Terbukti saat dia melihatmu bermesraan dengan yang lain, dia justru mendo'akanmu. So tak perlu kau bersusah payah memperlihatkan kemesraanmu dengan gadis lain di depan matanya. Karena dia bukan tipe pencemburu.

Dia gadis yang cantik, pintar, cerdas, lincah, sholehah, energic, atraktif... waow...seabreg kelebihan di sandangnya... ckckckck... Rasanya rugi kalau di lepaskan begitu saja, sementara kau tahu bahwa kau pernah ada dalam hatinya. Namun aku tidak bisa menjamin bahwa di hatinya masih ada namamu, karena kulihat dia begitu supel dalam bergaul. Dengan mudah dia kan dapatkan pengganti dirimu yang mungkin lebihperfect and lebih sempurna di matanya.

Kurasa penjelasanku tadi sudah jelas. Dia bukan tipe pencemburu. OK...?! Kalau kurang jelas, silahkan baca ulang dari awal.

Selamat membaca kawan. (((^_^)))


*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*