السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saturday, May 19, 2012

*-* Akar Teratai *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Chicken Steak *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah



Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah



Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Curry Seafood Mixed *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Cumi Sexi *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Nasi Goreng Cumi *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Sapi Kecap *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Kare Daging Sapi *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Salad Sayur *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Timun Suri *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Tumis Ramsa *_*




Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*** Mutiara Matahari ***




di dada matahari kutemukan mutiara
bersemayam di palung yang paling dalam
wahai Engkau Penguasa Alam
aku ingin Mutiara itu,
utuk kujadikan mahkota hatiku

Agar istana hatiku kian merekah
Terkena kerlip cahayanya nan indah
Walau menjaganya mungkin tiada pernah mudah
Namun ijinkan mutiara itu tetap singgah
Sebagai teman penghalau gundah dan resah.

telah kupersiapkan satu tempayan
berhiaskan manik ratna mutu manikam
berbingkai sepasuskan doa purba
menjaga mutiara tetap di dada.

Sempurna kiranya
Keindahan istana hati bertahta
Seumpama lingkar purnama
Telah utuh membulatkan dirinya.

cinta telah mempurnama
di hati yang suci penuh bunga
melingkar memagar
agr tetap utuh bundar.

Kicau burungpun merdu menggema
Seirama alunan musik pecinta sastra
Menyejarah di buaian kancah gelora asmara
Mengeja sajak-sajak cinta.

gema genta angin mengaung menggunung mengalir deras
ikuti aliran sungai-sungai jiwa.
mengisi setiap pundi-pundi dengan wewangian surga
lalu membawanya dan menuangkan ke dalam telaga warna
di mana itu merupakan muara segala cinta.

Karya: Angin Samudera & Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Indonesia - Hong Kong 18-19/05/2012

*** Rindu Dibatas Senja ***



Aku masih melirik raut wajah manismu
Ketika senja mengabarkan bahwa siang telah berlalu
Dan ranting pohonpun bernyanyi
Lewat gemerisik dedaunan yang menari-nari.
Ada rindu di sudut matamu
Ketika kurengkuh pesona kasih nan membiru
Tak dapat ku pungkiri
Ada jalinan rindu menghuni istana hati.
Tiap warna di langit jingga adalah lagu
Biasnya mengalunkan musik nan syahdu
Ketika ranum langit mengisyaratkan isi hati
Tentang rindu dibatas senja yang berlari.

di terik siang yang garang
peluh membasahi tubuh
letih menyayat nadi-nadi
hingga darah membuncah merah
menandai jejak tapak kaki
tetapi tak ada rasa sakit di tubuh ini
tetap saja semangat menggeluti bumi
tersebab terbayang sebentar lagi senja
di mana akan aku mandikan segala duka lara
di telaga kasihmu yang bening
sebening airmata bidadari menagis haru
berjumpa kekasih hati yang selalu di puja.

Kan kusambut hadirmu di tepian telaga
Dimana bayu membelai selembut angin surga
Kan kusiapkan wewangian melati
Sebagai penambah keharuman senja nanti.
Dan dengarkanlah bisik merdu rumpun dedaunan
Menyenandungkan selaksa lagu kerinduan
Cermatilah tiap petikan nada terpisahnya ranting
Memisahkan diri dari helaian daun yang mengering.
Bertaburan di hembus bayu biru
Perlahan jatuh diatas hamparan tanah itu
Romantika senja kian terasa
Menghias rindu dibatas senja merona.

senja telah beranjak pergi
tinggalkan seikat kembang melati
menggantung di leher seorang bidadari
berdiri menyambut kehangatan purnama
keperakan cahaya purnama terbaring manja
mendekap riak gelombang asmara
hingga menggulung tinggi menyentuh kaki langit
gemawan pun tersenyum genit mencubit
malam semakin jatuh ke dalam
terlelap buaian kidung asmaradhana
tusukan-tusukan angin dingin tak lagi terasa
khusyuk berasik masyuk bersama kekasih abadi.


Jelaga tak lagi menyapa
Ketika semburat kerlip bintang berseri
Menyeret bias purnama berdendang menari.
Bentangan langitpun tersipu
Menarik selimut awanan kelabu
Sedang bayu berbisik lirih
Membawa gemulai kesejukan kasih
Seiring langkah malam melaju
Telusuri lembah dawai merayu
Bersenandunglah dua sejoli
Menuju perdamaian kisah kasih sejati.

kupetik satu bintang di langit yang berkedipan
di rambutmu yang tergerai indah, kuselipkan
betapa makhota bidadari surga tercipta
dalam dekapan malam bernuansa romansa
lelaplah engkau wahai dewi surga
kidung angin nan syahdu kan menyejukanmu
membelaimu dengan sentuhan lembut sutera biru
membawamu ke istana mimpi para bidadari
kan kujaga dikau hingga pagi menyapa
kala embun paling pagi jatuh berayun di pucuk daun
di sana, di kaki langit jingga
kita sujud bersama.

Sujud dalam rengkuhan kasih-Nya
Memohon ampun, berkah dan rahmat-Nya
Damai kiranya hati
Melangkah pasti direntang jalur Illahi
Tersibaklah jendela cakrawala dunia
Riuh bakti gempita manusia
Disana ladang amal tuk kau gali
Dan disini aku menanti
Kala senja mengajakmu pulang melangkah
Membawa hamparan berkah
Untuk kita alirkan kembali
Sesuai ketentuan Sang Pemberi rizki.

kini aku berdiri lagi di puncak bukit senja
dengan badan berlumuran penuh jelaga.
berharap engkau menyambutku dengan senyum paling manja,
mendekap erat meski keringat bercucuran hebat.
sebagai tanda engkaulah perhiasan dunia paling indah
yang dilupakan kaum pria.
bersama kesejukan air wudlu engkau menggamitku malu-malu,
memandikan kenangan dalam siraman doa dan permohonan,
kepada matahari yang sebentar lagi bergegas pergi,
agar tidak meninggalkan senja dalam dekapan kelam.
sebasuh muka engkau sirami perlahan,
dingin menyejukan dadapun semaikin mengembang,
duduk terbaring di bidang savana senja,
engkau memainkan jemari menyedu secangkir teh wangi.

Dan kau tersenyum mesra menyapa
Memalingkan rindu di beranda senja
Mengupas arti gelora kasih
Melukis bahagia di lembar kanvas putih
Lalu, kau kisahkan sebuah legenda
Dongeng bakti di medan laga
Dimana berkah-Nya mampu kau tuai
Ketika tepat, kau tebaskan sebilah samurai
Penat kiranya sekujur jiwa dan raga
Mendaki bukit harap hingga senja bertahta
Berbaringlah, dan pejamkan netra hingga pagi kembali
Esok kan kau dapati, mentari tersenyum penuh arti.

Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah & Angin Samudera.
Hong Kong - Indonesia, 17-19/05/2012

Monday, May 14, 2012

*-* Rempela Bebek *_*


Bahan:
- Rempela Bebek 15 biji

bumbu:
- Kecap Hitam
- Kecap Asin
- Gula Merah secukupnya
- Garam Secukupnya
- Bawang merah 3 Biji
- Bawang Putih 3 siung
- Jahe 1 ruas ibu jari
- Air 5 gelas

Pengental kuah:
- Tepung Maizena

Cara Memasak:
1. Rebus rempela bebek ke dalam air mendidih selama 5 menit, tiriskan, cuci bersih.

2. Campur semua bumbu kedalam panci yang sudah di isi 5 gelas air, rebus hingga mendidih, masukkan rempela yang sudah di tiriskan tadi. Masak hingga kuah yang tersisa tinggal sedikit.

Penyajian:
Siapkan piring yang agak cekung agar bisa menampung sedikit kuah/saos rempela.

Selamat Mencoba ^_+

Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah

*_* Nasi Goreng Sarung *_*


Salam,
Pembaca pasti penasaran dengan namanya? "Nasi Goreng Sarung" Asa memilih nama ini dengan melihat bahannya yaitu nasi, sayur dan terung, simple dan menarik bukan...? ^_^

Baiklah mari kita lihat bagaimana cara memasaknya, dan bahan apa yang dibutuhkan.

Bahan:
- Nasi
- Terung ungu
- Daging ikan (sesuai selera)
- Sayur

Bumbu uleg Nasi goreng:
- Bawang merah
- Bawang Putih
- Cabe
- Kemiri
- Garam
- Penyedap rasa secukupnya (jika suka)

Bumbu Rebusan sayur:
- Garam
- Minyak sayur 3 tetes
- Gula pasir 1/4 sendok teh

Bumbu Adonan daging ikan:
- Garam
- Lada bubuk
- Tepung Maizena
- irisan daun bawang
- Daging ikan yang sudah di haluskan

Cara memasak:
1. Iris terung ungu yang sudah di bersihkan dalam bentuk kupu-kupu, lalu isi dengan adonan daging ikan. Lalu goreng hingga matang.

2. Rebus sayur yang sudah dicuci bersih ke dalam air mendidih yang sudah di tambahkan garam, minyak sayur, gula pasir. Rebus selama kurang lebih 5 menit, lalu tiriskan.

3. Panaskan minyak sayur, masukan bumbu yang sudah di haluskan, tumis sampai harum, masukan nasi, aduk-aduk, hingga harum dan matang.

Penyajian:
Siapkan piring cantik, atur terung yang sdh digoreng, bersebelahan dengan sayur yang sudah di rebus, lalu tuang nasi goreng yang sudah matang tadi. Hasilnya seperti pada gambar di atas.

Selamat mencoba ^_^

Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Sha Tin, HK, 22/12/2010

Thursday, May 10, 2012

*** Keceriaan Dibalik Hujan ***




Ada keraguan pagi menyapa bumi
Sekabut hati samar menyimpan misteri
Akankah matahari menguak mega
Sedang hujan bersiap di atas kereta kuda

Wajah langitpun kian muram
Legam, menghitam
Akankah bumiku terang berseri
Sedang halilintar melukiskan keretakan langit pagi.

Sepertinya kita harus tengadah
Merangkai doa diantara mega-mega
Supaya langit tak lagi bermuram durja
Lalu, jatuhkan butiran-butiran mutiara
Yang menjelma berbagai kuntum bunga

Tenanglah, langit akan tersenyum ramah
Setelah butiran mutiara jatuh ke tanah
Alampun kan kembali ceria
Keberkahan menyelimuti dunia.

Sebongkah harap tengadah
Menatap langit yg mulai cerah
Butir-butir mutiara menggumpal
Siap terjun berjatuhan membawa cinta

Cinta kasih-Nya nan suci
Abadikan arti kerinduan membumi
Mengisyaratkan suka
Menghapus jutaan duka.

Damailah hati
Tentramlah jiwa
Berpayung cinta
Melangkah penuh bahagia

Tiada lagi gulita menari
Ketika mentari bersinar kembali
Adalah bahagia melanda buana
Tepiskan duka di balik sukma.

Bersinarlah dunia
Serupa intan permata
Di atas mahkota raja
Bertahta di singgasana nirwana

Bergemalah merdu rebana
Diantara meriahnya pesta
Seisi istana langit menari
Diantara kelebat selendang pelangi.

Berpesta penghuni langit
Kegembiraaan menyongsong musim panen
Tabuh-tabuhan menggema langit jingga
Sukacita dewa-dewa surga menari ikuti rebana

Karya: Angin Samudera & Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah.
Indonesia - Hong Kong, 10/05/2012.

Wednesday, May 9, 2012

*** Jemari Merenda Kata ***



Di rerimbun awan kutemukan seulas senyuman
Yang merekah diantara bunga-bunga hujan
Kuikuti jejaknya, setapak-demi setapak
Aku ingin mengembalikan senyum menawan itu
Agar senantiasa mekar dan bersemi sepanjang hari
Tersebab senyum itu adalah milik seorang bidadari
Tetapi, terjeda langkahku dan berhenti
Di depan pintu istana biru aku berdiri
Menggengam sekuntum senyum menawan

Dan di setiap tangkai langit
Ku lihat kelopak mega ranum tertawa
Mengikuti jejak sajak terakit
Saat jemari meliuk melaga
Tiada kalimat lukiskan arti sulit
Ketika langkah mantap meniti jalan surga
Tetaplah istiqomah mendaki tingginya bukit
Hingga tertuai indahnya senyum di balik merdunya do'a.

Saat jemari letih menarikan aksara
Kudawaikan kidung asmaradhana
Mengalun merdu bagai sungai-sungai bening
Membelah belantara menuju muara
Sayap-sayap cinta bermekaaran
Bagai cendawan dimusim hujan
Menghijau permadani di savana hati
Membalut doa-doa rahib-rahib di kuil suci
terpujilah engkau bidadari surgawi

Semilir angin surga sayup menerpa belantara jiwa
Mendendangkan alunan nada pemikat hati
Menggugah tarian pena
Menarik lentik jemari kian lincah menari
Senada kepakan sayap-sayap cinta
Memapah hening berselimut kasih suci
Seolah alam hanyut dalam legenda
Terpesona kidung merdumu duhai sufi sejati.

Bukanlah legenda ramayana
Atau pula kisah pranacita
Tetapi jemari menari serupa sufi
Dalam samudra zikir melingkari api
Pada kefanaan diri, bertemu zat Maha Suci
Bilakah bidadari menemani
Tapak-tapak ombak bercerita sajak
Deburan memecah pantai hening
Sehening hati berkontemplasi diri
Mengeja dosa terburai di pelataran jiwa

Bukanlah kisah cinta si Dewi Shinta
Atau kisah duka si Dewi Padi
Namun jemari mencoba merenda kata
Serupa gemulai tarian lembut bidadari
Ketika dosa menjeritkan sketsa lara
Bergemuruh meminta ampunan Illahi
Bilakah dosa terhapus karena-Nya
Hingga letih harap terobati kembali.

Karya: Angin Samudera & Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Indonesia - Hong Kong, 10/05/2012.