السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wednesday, February 29, 2012
*** Akhir Perjalanan ***
Liku perjalanan panjang telah ku tempuh
Meninggalkan jejak tapak peri biru, alas kaki ku
Melewati rerimbunan pohon liar berduri
Di sepanjang lembah dan rimba berseri...
Peri biru menapak menembus liku jalan setapak
Menginjak dedaunan kering di atas tanah basah berserak
Menopang tubuh mungil ini
Menuju tempat tujuan di balik mimpi....
Akhir perjalanan ku bersama peri biru
Membuahkan hasil ketakjuban baru
Akan indahnya panorama di sini
Diantara debur ombak yang berkejaran kian kemari...
Dan di atas puncak batu karang
Ku terduduk menikmati liuk gemulai sang gelombang
Dalam hempasan lembut sang bayu bernyanyi
Menawarkan kesejukan bersulam cinta suci...
Akhir perjalanan bersama peri biru
Sandal kesayanganku
Alhamdulillah....
Semua menjadi indah... ^_^
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
*** Cinta Pengganti ***
Sudah...lupakan semua
Cerita cinta kita berdua
Aku tak mau lagi
Membahas kisah yang tlah mati...
Lihat...lihat di sana
Ada segenggam mutiara
Indah menawan hati
Pancarkan kemurnian sejati...
Dialah kekasih hatiku
Yang mampu menembus dinding qolbu
Dialah sang pelita hati
Penerang jiwa yang tlah mati...
Kini... aku bahagia
Bersamanya menjalin rasa
Jangan kau ganggu lagi
Ketenangan jiwaku di sini...
Cinta penggantimu
Telah hadir menyemai rindu
Tawarkan kedamaian jiwa
Dan pesona kasih yang nyata .....
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
*** Di Pantai Hatiku ***
Angin berbisik lembut mengusik
Jiwaku dalam lautan kisah klasik
Melagukan tentang arti kerinduan
Melaga mengukir harapan...
Bayangmu hadir di sini
Diantara debur ombak pantai hati
Gemuruh rindupun kian nyata
Menggelandang rasa yang ada...
Kaulah pria dewasa
Yang berfikir bijaksana
Ungkapan kasihmu tulus melagu
Membisikan kalimat rindu...
Di pantai hatiku
Telah mendarat bahtera cintamu
Di pantai hatiku ini
Telah terukir indahnya kalimah suci...
Alhamdulillah...
Dalam Ridho-Nya semua menjadi indah....
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
*** Senyum Cempaka ***
Pagi berkabut...
Ketika embun tersenyum lembut
Menyapa ramah sinar mentari
Di bilangan pagi ini....
Ranum cempaka melirik manja
Titik embun di tiap helai daunnya
Mempercantik parasnya di pagi hari
Berkilau bagai mutiara hati....
Senyum cempaka indah merona
Hiasi kekayaan alam raya
Senyum cempaka menawan hati
Menyejukkan mata penikmat seni....
Senyum cempaka merombak masa
Menghadirkan kekuatan jiwa
Senyum cempaka menarik hati
Menghadirkan jutaan inspirasi....
Senyum cempaka
Tak usang termakan duka....
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Ketika embun tersenyum lembut
Menyapa ramah sinar mentari
Di bilangan pagi ini....
Ranum cempaka melirik manja
Titik embun di tiap helai daunnya
Mempercantik parasnya di pagi hari
Berkilau bagai mutiara hati....
Senyum cempaka indah merona
Hiasi kekayaan alam raya
Senyum cempaka menawan hati
Menyejukkan mata penikmat seni....
Senyum cempaka merombak masa
Menghadirkan kekuatan jiwa
Senyum cempaka menarik hati
Menghadirkan jutaan inspirasi....
Senyum cempaka
Tak usang termakan duka....
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
*** Dalam Cinta-Mu ***
Rentetan kisah suka duka telah tercipta
Mewarnai kisahku dengannya
Ketika langkah kami harus terhenti
Tak mungkin bersatu lagi...
Kau hadirkan dia padaku
Masa lalunya yang menanggung pilu
Terbukalah kini
Kisah di balik manisnya janji...
Kemurkaan kini warnai jiwanya
Menebar fitnah demi menutupi dosanya
Hanya dalam cinta-Mu aku berlindung
Dari emosi jiwa yang tak terbendung...
Biarlah....lidah durhaka mengumbar kata
Puaskan gejolak emosi dalam dada
Dan hanya dalam cinta-Mu
Aku serahkan seluruh hidupku....
Hanya...dalam cinta-Mu....
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
*** Ketika Alam Menjerit ***
Langit tak lagi cerah
Mentaripun enggan merekah
Alam menanggung muram tak bertepi
Detik kasih terakhir membelai paras bumi...
Rimba raya lantang meronta
Aneka satwa sibuk palingkan muka
Berlari jauh menepi
Mencari tempat di ujung bumi...
Gemuruh kian riuh membahana
Memecah keheningan jeritan satwa
Seiring terbelahnya bumi
Menelan kehangatan kasih Illahi...
Ketika alam menjerit meradang makna
Gumpalan awan legam seketika
Sirnalah keindahan alami bumi pertiwi
Terbakar amukan gejolak gunung berapi....
Bergelimpangan jasad menampar sukma
Getarkan kesombongan yang meraja
Menukik pilu merajam hati
Belum terlambat bila kau ingin kembali...
Memeluk cinta kasih Illahi Robbi...
Tuesday, February 28, 2012
*** Kurasakan ***
Ada getaran rindu di sana
Di balik dinding jiwa tak berpelita
Sedang raga teguh berfatwa
"Tiada lagi rindu di dada" ...
Hanya senyum hiasi paras hatiku
Menerima getaran rindumu
Dalam radius yang tiada menentu
Sedang merdumu masih lekat membisu...
Penantian rindu yang ku tawarkan
Menjadi saksi bisu sebuah pengorbanan
Demi satu senyum yang kerap ku impikan
Kala bahagia mampu kau lukiskan....
Reff:
Kurasakan getaran rindumu
Kurasakan getaran kasihmu
Kurasakan kau memendam rindu
Walau ragamu lelap dalam bisu
Kurasakan ada cinta di sana
Diantara keangkuhan jiwanya
Kurasakan gelisah hatinya
Bila tak melihatku dalam khayalnya....
intro:
back to first line until end.
back to reff until end.
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
*** Percayalah ***
Telah jauh ku kubur kenangan tentangnya
Ketika lidahnya menjelma durhaka
Hanya rasa syukur bergema di sini
Di luasnya istana hati....
Dan kau...yang mampu hadirkan suka
Ketika hamparan sebah memeluk jiwa
Belaian kasihmu tenteramkan hati
Kalimah santunmu hadiran pelangi hati...
Reff:
Percayalah...kau kini yang terindah
Menjadi inspirasi deretan madah
Yang kan selalu aku untai di setiap waktu
Menjalin kata menjadi puisi cintaku....
Percayalah...aku akan kembali
Merangkai puisi tentang hati
Tentang cinta kasih kita
Menjadi legenda perjalanan meraih asa...
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Monday, February 27, 2012
*** Pemuda Malang ***
Pemuda rupawan baik budiman
Malang melintang merobek kerasnya kehidupan
Tertegun ku saksikan derap langkahnya meniti jalan terjal berbatu
Diantara guyuran air hujan yang tajam menderu...
Guntur menjerit menggetarkan bumi perkampungan
Kelebat sang petir menyambar tak terelakan
Gontai langkahnya mendaki bukit mimpi
Berbekal serpihan harap yang pernah tersaji...
Tampan di wajahnya kian samar
Seiring bertambahnya hitungan usia di buai sadar
Sesekali langkahnya terhenti
Seakan menghitung jarak tempuh yang telah di lewati...
Kemana jiwa meraja masa
Sedang cinta tak terjalin sempurna
Terpekur diri menerawangkan jutaan mimpi
Yang pernah terlukis di lembar kanvas suci....
Pemuda malang terbata mengasah mantera rupa
Mengaduk rasa di riuhnya perseteruan hujan nan melaga
Tertunduk menyepi di malam bisu nan sunyi
Tanpa nyala api di balik mimpi...
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Malang melintang merobek kerasnya kehidupan
Tertegun ku saksikan derap langkahnya meniti jalan terjal berbatu
Diantara guyuran air hujan yang tajam menderu...
Guntur menjerit menggetarkan bumi perkampungan
Kelebat sang petir menyambar tak terelakan
Gontai langkahnya mendaki bukit mimpi
Berbekal serpihan harap yang pernah tersaji...
Tampan di wajahnya kian samar
Seiring bertambahnya hitungan usia di buai sadar
Sesekali langkahnya terhenti
Seakan menghitung jarak tempuh yang telah di lewati...
Kemana jiwa meraja masa
Sedang cinta tak terjalin sempurna
Terpekur diri menerawangkan jutaan mimpi
Yang pernah terlukis di lembar kanvas suci....
Pemuda malang terbata mengasah mantera rupa
Mengaduk rasa di riuhnya perseteruan hujan nan melaga
Tertunduk menyepi di malam bisu nan sunyi
Tanpa nyala api di balik mimpi...
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Wednesday, February 22, 2012
*** Delapan Bidadari ***
Langit masih membahasakan cinta
Mendendangkan alunan lembut kecapi
Ketika mentari memoleskan kelir emasnya
Iringi langkah kaki delapan bidadari....
Bentangan mayapada tampilkan senyum sempurna
Cakrawala lukiskan tawa mentari
Kala gempita ceria secerah warna cempaka
Menggema hiasi alur kisah delapan bidadari...
Genderang nada riuh rebana tertata
Merdu nyanyian jiwa telah kembali
Membawa pesona nada-nada cinta
Dengan segenap ketulusan hati...
Maka...
Nikmat mana lagi yang hendak kau ingkari
Sedang tulus cintanya kian sempurna
Menantimu kembali tenangkan hati....
Tak cukupkah anugerah cinta yang kau terima
Hingga hasratmu tiada terkendali
Memagar rindu dalam amukan gelora cinta
Tanpa pedoman cahaya iman di hati...
Lihatlah delapan bidadari terpana
Melihat tingkahmu memahat luka di hamparan bumi....
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Tuesday, February 21, 2012
*** Seuntai Salam Rindu ***
Butiran embun pagi tadi
Membisikan suasana hati
Gelitik angin ramah menggoda
Mentari tertawa di balik mega....
Lembut lirikan langit pagi
Sambut kehadiran mentari
Kala cempaka manis menyapa
Melukis indah cerita cinta...
Bahagia kini hadir di hati
Wangi melati tawarkan mimpi
Lewat seuntai salam rindu
Dari balik istana hatiku...
Adalah cinta tumbuh kian sempurna
Tersirami tetesan kasih sayang-Nya
Adalah rindu terasa kian menggebu
Sejak ku baca seuntai salam rindu....
Dari-Mu...sang pemilik hati
Penyejuk jiwa dan penenang hati...
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Monday, February 20, 2012
*** Resapan Mimpi ***
Sayang...kemarilah...
Tidurlah di hamparan rumput hijau ini
Dan...tataplah....
Luasnya cakrawala terbentang tawarkan berjuta mimpi....
Cinta...rasakanlah...
Getaran dawai cintaku yang senantiasa mengalun merdu untukmu
Dan...resapilah...
Resapan mimpi kita yang masih menggantung di langit biru....
Adakah kau temukan sesuatu yang indah
Seindah senyum manismu
Saat kita tenggelam dalam buai alunan madah
Di batas rona senja kala jingga melarik selaksa pesona ungu....
Kasih...dengarlah...
Di balik resapan mimpi ku senandungkan syair merdu dari hati...
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Tidurlah di hamparan rumput hijau ini
Dan...tataplah....
Luasnya cakrawala terbentang tawarkan berjuta mimpi....
Cinta...rasakanlah...
Getaran dawai cintaku yang senantiasa mengalun merdu untukmu
Dan...resapilah...
Resapan mimpi kita yang masih menggantung di langit biru....
Adakah kau temukan sesuatu yang indah
Seindah senyum manismu
Saat kita tenggelam dalam buai alunan madah
Di batas rona senja kala jingga melarik selaksa pesona ungu....
Kasih...dengarlah...
Di balik resapan mimpi ku senandungkan syair merdu dari hati...
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Sunday, February 19, 2012
*** Ku Cecap Manisnya Rindu ***
Ku cecap manisnya rindu di pantai asmara nan membiru
Ketika bayu senja membelai lembut wajah samudera cinta
Tak urung niatku memeluk lembut jiwamu
Dalam dekapan lengan mungil berselendang ayunan rasa...
Sayang...tidakkah kau masih selalu mengenang masa indah itu
Tatkala gemuruh ombak buana netra mengalun mesra
Membawa rasamu bertumpu diantara dentingan rindu yang menggebu
Pun hasratmu melaga di damaiputihnya cinta...
Dan ingatkah kau duhai mutiara hatiku
Tatkala syahdu tatapan netramu ku balas lukisan garis senyum berirama salsa
Mendendangkan nada-nada cinta beradu rindu di damai syahdunya qolbu...
Telah ku cecap manisnya rindu bersamamu
Di batas pagar pertemuan senja nan menjingga....
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Saturday, February 18, 2012
*** Tersedak Rindu ***
Ku racik sekelumit rindu dengan beraneka macam ramuan bumbu
Dan ku sisipkan butiran pewarna alami dari hati
Lalu...ku aduk merata di dalam kuali cinta berwarna biru
Di atas tungku perapian rasa ku tetapkan hati...
Ku siapkan piring kesabaran berkabut rindu
Dan sendok ketulusan murninya cinta
Seraya menambahkan penyedap rasa bermerk damainya qolbu
Ku cium wanginya kepulan asap racikan rindu beraroma markisa...
Ahh...cinta...aku tersedak rindu
Kala ku tambahkan taburan lada cinta
Sedang angin bertiup menerobos jendela hatiku
Mengabarkan selaksa kisah asmara di beranda istana sudut kota...
Ahay...buruan ambil air wudhu...
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Dan ku sisipkan butiran pewarna alami dari hati
Lalu...ku aduk merata di dalam kuali cinta berwarna biru
Di atas tungku perapian rasa ku tetapkan hati...
Ku siapkan piring kesabaran berkabut rindu
Dan sendok ketulusan murninya cinta
Seraya menambahkan penyedap rasa bermerk damainya qolbu
Ku cium wanginya kepulan asap racikan rindu beraroma markisa...
Ahh...cinta...aku tersedak rindu
Kala ku tambahkan taburan lada cinta
Sedang angin bertiup menerobos jendela hatiku
Mengabarkan selaksa kisah asmara di beranda istana sudut kota...
Ahay...buruan ambil air wudhu...
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Friday, February 17, 2012
*** Bijak Dalam Dilema ***
Aku tidak menyalahkanmu yang kini memilih hening dalam bisu
Meninggalkanku sendiri tanpa belai lembut kasihmu
Aku mencoba tuk selalu memahami segala kisah hidup kita
Yang nyata selalu ada campur Tangan-Nya...
Pun di sini ku coba simpulkan do'a untukmu
Yang terbelenggu aneka kisah sedih dan duka di masa lalu
Mencoba bijak yang kini ku bisa
Menghadapi kenyataan dengan penuh kesabaran lembutnya jiwa....
Sayang...sekiranya kau lelah mengulum rindu
Tumpahkanlah di hamparan syair terindahmu
Biar ku cecap wanginya kuntum kasih terbalut rasa
Yang masih kau dekap di balik jeruji sukma....
Pesanku...
Jagalah selalu yang lima waktu.... :)
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
Meninggalkanku sendiri tanpa belai lembut kasihmu
Aku mencoba tuk selalu memahami segala kisah hidup kita
Yang nyata selalu ada campur Tangan-Nya...
Pun di sini ku coba simpulkan do'a untukmu
Yang terbelenggu aneka kisah sedih dan duka di masa lalu
Mencoba bijak yang kini ku bisa
Menghadapi kenyataan dengan penuh kesabaran lembutnya jiwa....
Sayang...sekiranya kau lelah mengulum rindu
Tumpahkanlah di hamparan syair terindahmu
Biar ku cecap wanginya kuntum kasih terbalut rasa
Yang masih kau dekap di balik jeruji sukma....
Pesanku...
Jagalah selalu yang lima waktu.... :)
Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
*** Akibat Keangkuhan Jiwamu ***
Sapa lembut bayu biru masih setia menggoda paras telaga
Tatkala detik waktu mendendangkan batas pementasan sebuah drama
Nyanyian gunung menjadi saksi bisu
Perseteruan dua jiwa dalam bayang bahtera bersalju...
Kaulah sang nahkoda
Dan aku sebagai navigatornya
Pernah ku tawarkan arah sesuai perhitungan kompas hatiku
Agar tak tersesat di luasnya samudera bisu...
Namun kau tiada bergeming
Dalam riuh gejolak ego dan emosi yang ramai bertanding
Kelak..keangkuhan jiwamulah yang mematikan rinduku
Hingga membuat ruas jalan itu rapat tertutup tertutup ragu...
Dan...bila kelak kau butuhkan perhitungan navigasi laut selanjutnya
Hasilnyapun akan sedikit berbeda
Tak mungkin sama seperti dulu
Saat bahtera kita belum terlalu jauh tersesat di samudera bisu...
Kebijakan yang ada menjadi berbeda
Seiring waktu menuai masa
Ketika detik nafas kerinduan tersengal melagu
Akibat keangkuhan jiwamu...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Tatkala detik waktu mendendangkan batas pementasan sebuah drama
Nyanyian gunung menjadi saksi bisu
Perseteruan dua jiwa dalam bayang bahtera bersalju...
Kaulah sang nahkoda
Dan aku sebagai navigatornya
Pernah ku tawarkan arah sesuai perhitungan kompas hatiku
Agar tak tersesat di luasnya samudera bisu...
Namun kau tiada bergeming
Dalam riuh gejolak ego dan emosi yang ramai bertanding
Kelak..keangkuhan jiwamulah yang mematikan rinduku
Hingga membuat ruas jalan itu rapat tertutup tertutup ragu...
Dan...bila kelak kau butuhkan perhitungan navigasi laut selanjutnya
Hasilnyapun akan sedikit berbeda
Tak mungkin sama seperti dulu
Saat bahtera kita belum terlalu jauh tersesat di samudera bisu...
Kebijakan yang ada menjadi berbeda
Seiring waktu menuai masa
Ketika detik nafas kerinduan tersengal melagu
Akibat keangkuhan jiwamu...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Thursday, February 16, 2012
*** Pemuda Berkaki Satu ***
Subhannalloh...
Hanya atas kuasa-Nya lah pemuda berkaki satu mampu berdiri
Di atas pentas menari-nari
Dengan iringan musik klasik
Desah nafasnya riuh berbisik...
Allahhu Akbar...
Aku suka gerak lincah tariannya
Bertarung di atas pentas drama
Memperebutkan hati juwita bermata biru
Yang telah membuatnya di rundung rindu...
Astagfirullohhal'adhim....
Pertarungan sengitpun tak terelakkan
Pemuda gagah dan tampan menyerang tanpa ampunan
Pemuda berkaki satu tersungkur jatuh di lantai berdebu
Tanpa daya lemah menahan ngilu di sekujur tubuh tak sempurna itu...
Pemuda gagah dan tampan tersenyum penuh kemenangan
Sang juwita menjerit penuh kemarahan
Mengusir pemuda tampan berhati batu
Dan membelai lembutpemuda berkaki satu...
Bulir airmata jatuh di putihnya pipi si juwita
Seraya merengkuh raga lemah di hadapannya
Juwita ayu bermata biru
Menggenggam kasih pemuda berkaki satu...
Hingga detik akhir cerita
Keduanya bangkit dengan sempurna
Menarikan akhir cinta kasih penuh suka
Dalam senyum bahagia meraih asa yang sempat tertunda....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Hanya atas kuasa-Nya lah pemuda berkaki satu mampu berdiri
Di atas pentas menari-nari
Dengan iringan musik klasik
Desah nafasnya riuh berbisik...
Allahhu Akbar...
Aku suka gerak lincah tariannya
Bertarung di atas pentas drama
Memperebutkan hati juwita bermata biru
Yang telah membuatnya di rundung rindu...
Astagfirullohhal'adhim....
Pertarungan sengitpun tak terelakkan
Pemuda gagah dan tampan menyerang tanpa ampunan
Pemuda berkaki satu tersungkur jatuh di lantai berdebu
Tanpa daya lemah menahan ngilu di sekujur tubuh tak sempurna itu...
Pemuda gagah dan tampan tersenyum penuh kemenangan
Sang juwita menjerit penuh kemarahan
Mengusir pemuda tampan berhati batu
Dan membelai lembutpemuda berkaki satu...
Bulir airmata jatuh di putihnya pipi si juwita
Seraya merengkuh raga lemah di hadapannya
Juwita ayu bermata biru
Menggenggam kasih pemuda berkaki satu...
Hingga detik akhir cerita
Keduanya bangkit dengan sempurna
Menarikan akhir cinta kasih penuh suka
Dalam senyum bahagia meraih asa yang sempat tertunda....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Di Kekar Bahumu ***
Kasih...dengarlah seruan hatiku
Kelak...di kekar bahumu kan ku sandarkan jiwaku
Tuk lepaskan gumpalan lara
Yang sempat melanda jiwa...
Dan kelak di kekar bahumu
Kan ku sandarkan beban batinku
Yang sempat menghapus senyuman
Dari indahnya padang kedamaian....
Sayang...hanya di kekar bahumu
Ku selalu bersandar dalam bisu
Kala buai asmara melaga
Di beningnya selaksa warna telaga...
Dan hanya di kekar bahumu
Tempatku sandarkan lelah letihku
Mengejar jutaan mimpi kita
Yang tertunda di sudut meja tetangga...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Kelak...di kekar bahumu kan ku sandarkan jiwaku
Tuk lepaskan gumpalan lara
Yang sempat melanda jiwa...
Dan kelak di kekar bahumu
Kan ku sandarkan beban batinku
Yang sempat menghapus senyuman
Dari indahnya padang kedamaian....
Sayang...hanya di kekar bahumu
Ku selalu bersandar dalam bisu
Kala buai asmara melaga
Di beningnya selaksa warna telaga...
Dan hanya di kekar bahumu
Tempatku sandarkan lelah letihku
Mengejar jutaan mimpi kita
Yang tertunda di sudut meja tetangga...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Pejamkanlah Netramu ***
Cinta...
Hari telah berganti dengan pekat malam nan sepi
Mestinya kau ada di sini
Menyandarkan lelah letihmu
Setelah seharian berkarya memikul tanggungjawabmu...
Sayang...kemarilah...
Kan ku baluri letihnya jiwa
Dengan ramuan penyejuk sukma
Agar terlunasi hutang rindu yang membelenggu
Dari bayang-bayang semu di ujung waktu....
Kasih....berbaringlah...
Berbaring di peraduan syahdunya cinta
Dalam buai kasih asmara
Kala cakrawala malam membingkai putihnya rindu
Di batas perjamuan pesta do'a di muara qolbu...
Kini....tidurlah tidur...
Dan....pejamkanlah netramu...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Hari telah berganti dengan pekat malam nan sepi
Mestinya kau ada di sini
Menyandarkan lelah letihmu
Setelah seharian berkarya memikul tanggungjawabmu...
Sayang...kemarilah...
Kan ku baluri letihnya jiwa
Dengan ramuan penyejuk sukma
Agar terlunasi hutang rindu yang membelenggu
Dari bayang-bayang semu di ujung waktu....
Kasih....berbaringlah...
Berbaring di peraduan syahdunya cinta
Dalam buai kasih asmara
Kala cakrawala malam membingkai putihnya rindu
Di batas perjamuan pesta do'a di muara qolbu...
Kini....tidurlah tidur...
Dan....pejamkanlah netramu...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Sosok Penyabar Dan Berwibawa ***
Kemarin...kau kembali hadir dalam tidur malamku
Setelah sekian lama tak pernah memimpikanmu...
Seolah kau tahu akan segala kegelisahan dan kekacauan
Yang sempat hadir melengkapi perputaran roda kehidupan...
Sosok santunmu masih erat melekat
Mengajariku arti hidup dalam jiwa yang sehat
Sosok penyabar penuh welas asih
Mengajariku bagaimana menjadi pribadi layaknya hamba Allah yang terkasih....
Masih selalu bersahaja
Dengan seulas senyum mempesona
Sosok penuh wibawa menatap dalam radius tak tertulis
Mengajariku cara bersikap di lingkup perhelatan insan berwajah manis....
Kau satu yang kerap mengalah demi senyumku
Kaulah satu yang selalu bijak menyikapi kemelut emosiku
Hadirmu seakan memberikan secercah cahaya
Walau sebatas bayang dalam lena lelap kedua netra...
Terimakasih atas segenap cinta kasihmu
Yang masih selalukau rajut untukku
Walau nyata kau tahu segala cerita
Tentang dia yang masih lekat di dada....
Untukmu duhai penyejuk gundahku
Semoga rahmat-Nya tercurah bagimu
Sebagai pahala atas bakti dan pengabdianmu di dunia
Sebagai hamba yang sholeh dan berhati mulia....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Setelah sekian lama tak pernah memimpikanmu...
Seolah kau tahu akan segala kegelisahan dan kekacauan
Yang sempat hadir melengkapi perputaran roda kehidupan...
Sosok santunmu masih erat melekat
Mengajariku arti hidup dalam jiwa yang sehat
Sosok penyabar penuh welas asih
Mengajariku bagaimana menjadi pribadi layaknya hamba Allah yang terkasih....
Masih selalu bersahaja
Dengan seulas senyum mempesona
Sosok penuh wibawa menatap dalam radius tak tertulis
Mengajariku cara bersikap di lingkup perhelatan insan berwajah manis....
Kau satu yang kerap mengalah demi senyumku
Kaulah satu yang selalu bijak menyikapi kemelut emosiku
Hadirmu seakan memberikan secercah cahaya
Walau sebatas bayang dalam lena lelap kedua netra...
Terimakasih atas segenap cinta kasihmu
Yang masih selalukau rajut untukku
Walau nyata kau tahu segala cerita
Tentang dia yang masih lekat di dada....
Untukmu duhai penyejuk gundahku
Semoga rahmat-Nya tercurah bagimu
Sebagai pahala atas bakti dan pengabdianmu di dunia
Sebagai hamba yang sholeh dan berhati mulia....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Bercumbu Denganmu ***
Seminggu tlah berlalu tanpa membelaimu
Dingin sepi sendiri tanpa hangat kasihmu
Tersungkur di batas peraduan biru
Sendiri merajam rindu...
Namun pagi ini aku bahagia
Menikmati indahnya dunia
Bersamamu yang selalu setia
Menantiku dengan seulas senyum ceria...
Sajadahku...
Kembali aku bercumbu denganmu
Nikmati dinginnya subuh bersamamu
Setelah seminggu tiada menyentuh wangi tubuhmu....
Oh...sajadahku...
Kaulah teman sejati dalam tiap perjalan hidupku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Dingin sepi sendiri tanpa hangat kasihmu
Tersungkur di batas peraduan biru
Sendiri merajam rindu...
Namun pagi ini aku bahagia
Menikmati indahnya dunia
Bersamamu yang selalu setia
Menantiku dengan seulas senyum ceria...
Sajadahku...
Kembali aku bercumbu denganmu
Nikmati dinginnya subuh bersamamu
Setelah seminggu tiada menyentuh wangi tubuhmu....
Oh...sajadahku...
Kaulah teman sejati dalam tiap perjalan hidupku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Bait Syairku ***
Lembutnya semilir angin senja mewakili bait syairku
Membelai lembut parasmu hingga lunglai di pangkuanku
Riuhnya kicauan burung nuri menjadi saksi bait syairku
Yang setia mendendangan selaksa nyanyian rindu untukmu...
Kilatan petir membelah luasnya cakrawala
Ketika gemuruh guntur menggugah lenanya jiwa
Namun bait syairku kian riuh menggoda
Melukiskan sejuta rasa beraroma bunga cempaka...
Rinai gerimis pun masih menitik basahi bumi
Langit seakan terharu membaca tiap bait syair ini
Alam pun tersenyum meresapi
Bisikan bayu di batas danau berpasir suci.....
Dalam senyum terkulum rindu
Bait syairku kan menggugah sadarmu
Akan arti perpaduan rindu
Di balik kemurnian cinta kasihku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Membelai lembut parasmu hingga lunglai di pangkuanku
Riuhnya kicauan burung nuri menjadi saksi bait syairku
Yang setia mendendangan selaksa nyanyian rindu untukmu...
Kilatan petir membelah luasnya cakrawala
Ketika gemuruh guntur menggugah lenanya jiwa
Namun bait syairku kian riuh menggoda
Melukiskan sejuta rasa beraroma bunga cempaka...
Rinai gerimis pun masih menitik basahi bumi
Langit seakan terharu membaca tiap bait syair ini
Alam pun tersenyum meresapi
Bisikan bayu di batas danau berpasir suci.....
Dalam senyum terkulum rindu
Bait syairku kan menggugah sadarmu
Akan arti perpaduan rindu
Di balik kemurnian cinta kasihku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Puisi Ibarat Anggur ***
Duhai musisi muda...
Kau benar...puisi ibarat anggur
Semakin lama penyair merangkai kata
Semakin indah puisi beralur terbujur...
Dan mampukah jemari ini terus menari
Menguntai aksara menjadi kata bermakna
Hingga membuat senyummu berseri
Ketika alunan musik dan syair terpadu sempurna...
Mampukah ku cipta syair seperti anggur
Penikmat syairlah yang sanggup menjawab pertanyaanku...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Kau benar...puisi ibarat anggur
Semakin lama penyair merangkai kata
Semakin indah puisi beralur terbujur...
Dan mampukah jemari ini terus menari
Menguntai aksara menjadi kata bermakna
Hingga membuat senyummu berseri
Ketika alunan musik dan syair terpadu sempurna...
Mampukah ku cipta syair seperti anggur
Penikmat syairlah yang sanggup menjawab pertanyaanku...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Tentang Keegoisan ***
Pernahkah kau cerna segala makna
Dengan mata hatimu duhai pujangga
Ketika langkah kita berawal di sana
Diantara gema alunan puisi cinta...
Siapakah yang lebih sering mengalah
Ketika gelombang rasa seakan tak searah
Dan di mana letak ketulusan indahnya madah
Tatkala bahtera di serbu gelomang gundah...
Mengedepankan emosi kerap kau jajaki
Hingga tingginya kesabaran sulit kau daki
Dan ku tetap setia mengayuh langkah kaki
Di sisimu mencoba terus mendaki...
Cobalah tuk pahami
Tentang arti sebuah keegoisan dalam diri
Hingga membuat langkah kita terhenti
Di batas kebisuan nan sunyi.....
Mulailah tuk berfikir lebih bijaksana
Atasi semua masalah dengan batin bersahaja
Berfikirlah dengan mengedepankan rasio dan hati terbuka
Agar tiada prasangka tersisa ketika langkah tak lagi sempurna....
Renungilah dengan jiwa lapangmu...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Jika Aku Jadi Kekasihmu ***
Duhai pemuda nan rupawan
Pernahkah tersirat dalam benakmu
Akan suatu kisah cinta di balik awan
Tercipta indah untuk mu dan diriku...
Dan pernahkah kau menguntai do'a
Agar niatan hati terpenuhi
Menjalin kisah kasih kita berdua
Hingga akhir ritme detakan nadi...
Jika aku jadi kekasihmu
Sayangi aku dengan penuh cinta
Jadikan aku sebagai partner hidupmu
Bersama membangun indahnya rasa...
Jika aku jadi kekasihmu
Jangan menganggapku sebagai saingan
Karna jiwa kita harus bersatu
Demi mewujudkan segala impian dan harapan...
Jika aku jadi kekasihmu
Buanglah segala bentuk keegoisan
Agar damai langkah terpacu
Tuk menggapai sebuah kebahagiaan...
Salam damai selembut awan... ^_+
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Pernahkah tersirat dalam benakmu
Akan suatu kisah cinta di balik awan
Tercipta indah untuk mu dan diriku...
Dan pernahkah kau menguntai do'a
Agar niatan hati terpenuhi
Menjalin kisah kasih kita berdua
Hingga akhir ritme detakan nadi...
Jika aku jadi kekasihmu
Sayangi aku dengan penuh cinta
Jadikan aku sebagai partner hidupmu
Bersama membangun indahnya rasa...
Jika aku jadi kekasihmu
Jangan menganggapku sebagai saingan
Karna jiwa kita harus bersatu
Demi mewujudkan segala impian dan harapan...
Jika aku jadi kekasihmu
Buanglah segala bentuk keegoisan
Agar damai langkah terpacu
Tuk menggapai sebuah kebahagiaan...
Salam damai selembut awan... ^_+
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Di Batas Waktu ***
Hening sepi menghela nafas bumi
Tak seekor serangga pun mengusik pagi
Waktu seakan terhenti
Senada detak jantung berirama sepi...
Lena dalam sadar tak bersinar
Terpaku diri mendekap sabar
Nyata genderang menderu samar
Pada detik ruas waktu yang tak sejajar....
Ketika pilar ketangguhan terpangkas
Membabat mimpi yang tak sempat kau retas
Sedang janji yang terucap tak terbayar lunas
Di batas waktu penantian memahat ikhlas...
Harapku dawai senandung buana menggemakan janjinya
Dalam perhelatan antara fosil dua jiwa
Meluluh lantakkan keangkuhan sukma
Di batas waktu yang enggan bertapa....
Di batas waktu...
Kala ragu menyulam sendu
Memijarkan kerling si mata sayu
Pada lapuk pertautan irama sendu...
Pun hasratmu hasratku meradang
Memikul beban rindu yang terbentang
Sedang naluri sekeras karang
Enggan meangkap cahaya terang...
Di batas waktu yang tak terbilang....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Tak seekor serangga pun mengusik pagi
Waktu seakan terhenti
Senada detak jantung berirama sepi...
Lena dalam sadar tak bersinar
Terpaku diri mendekap sabar
Nyata genderang menderu samar
Pada detik ruas waktu yang tak sejajar....
Ketika pilar ketangguhan terpangkas
Membabat mimpi yang tak sempat kau retas
Sedang janji yang terucap tak terbayar lunas
Di batas waktu penantian memahat ikhlas...
Harapku dawai senandung buana menggemakan janjinya
Dalam perhelatan antara fosil dua jiwa
Meluluh lantakkan keangkuhan sukma
Di batas waktu yang enggan bertapa....
Di batas waktu...
Kala ragu menyulam sendu
Memijarkan kerling si mata sayu
Pada lapuk pertautan irama sendu...
Pun hasratmu hasratku meradang
Memikul beban rindu yang terbentang
Sedang naluri sekeras karang
Enggan meangkap cahaya terang...
Di batas waktu yang tak terbilang....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Misteri Dibalik Misteri ***
Cahaya cinta-Nya seakan hadir merangkul jiwa
Memberikan titik pencerahan pada pekatnya rasa
Mengungkap aneka misteri
Di balik misteri...
Sesak nafas di dada perlahan sirna
Oksigen seakan menelusup dengan sempurna
Mengalir jauh ke rongga hati
Membuka kesadaran dalam diri...
Misteri di balik misteri terungkap sudah
Tiada lagi hadir perasaan bersalah
Karena nyata penghianatan yang kau jajaki
Demi menggapai kepuasaan hati...
Di mana letak ketulusan rasa
Kala terbukti kemurkaan pecahkan raga
Saat yang kau pinta tak dapat ku beri
Engkaupun menghilang berlalu pergi...
Hanya untaian do'a coba ku tata
Semoga hidupmu kian sempurna
Menggoreskan misteri di balik misteri
Pada kisah petualangan cinta yang kau jalani....
Misteri di balik misteri tlah terbuka
Nyata tenangkan jiwa di dada
Hanya rasa syukur penuhi dinding hati
Akan indahnya karunia Illahi....
Alhamdulillah....aku bahagia...
Telah ku temukan petunjuk dalam dunia
Pencerahan hati nan murni
Terungkapnya misteri di balik misteri....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Memberikan titik pencerahan pada pekatnya rasa
Mengungkap aneka misteri
Di balik misteri...
Sesak nafas di dada perlahan sirna
Oksigen seakan menelusup dengan sempurna
Mengalir jauh ke rongga hati
Membuka kesadaran dalam diri...
Misteri di balik misteri terungkap sudah
Tiada lagi hadir perasaan bersalah
Karena nyata penghianatan yang kau jajaki
Demi menggapai kepuasaan hati...
Di mana letak ketulusan rasa
Kala terbukti kemurkaan pecahkan raga
Saat yang kau pinta tak dapat ku beri
Engkaupun menghilang berlalu pergi...
Hanya untaian do'a coba ku tata
Semoga hidupmu kian sempurna
Menggoreskan misteri di balik misteri
Pada kisah petualangan cinta yang kau jalani....
Misteri di balik misteri tlah terbuka
Nyata tenangkan jiwa di dada
Hanya rasa syukur penuhi dinding hati
Akan indahnya karunia Illahi....
Alhamdulillah....aku bahagia...
Telah ku temukan petunjuk dalam dunia
Pencerahan hati nan murni
Terungkapnya misteri di balik misteri....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Dua Cinta Satu Jiwa ***
Sejauh netraku menyapu luasnya bentangan alam
Jauh di sana kabut tipis masih lekat tersulam
Dua bungkus coklat dalam satu gelas
Ku seduh dengan air panas...
Seteguk demi seteguk ku nikmati
Rasanya sungguh damaikan hati
Gambaran cinta yang nikmat
Dalam segelas susu coklat...
Ibarat dua cinta satu jiwa
Kesempurnaan cinta indah terasa
Cinta kepada-Nya dan cinta kepada kekasih di dunia
Bersatu dalam satu jiwa yang berhati mulia....
Dua cinta satu jiwa
Merekah sepanjang masa
Menelusup jauh ke dalam rongga hati
Ciptakan cinta nan suci....
Tanamkanlah selalu
Dua cinta dalam satu jiwamu
Agar kau raih indahnya mahligai cinta
Di dunia dan akhirat-Nya....
Sempurnalah gelora cintamu
Bila keduanya kau rengkuh dalam qolbu
Ibarat dua bungkus cokelat dalam satu gelas
Nikmat dalam seduhan air panas....
Dua cinta satu jiwa
Nikmatnya tiada terkira....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Jauh di sana kabut tipis masih lekat tersulam
Dua bungkus coklat dalam satu gelas
Ku seduh dengan air panas...
Seteguk demi seteguk ku nikmati
Rasanya sungguh damaikan hati
Gambaran cinta yang nikmat
Dalam segelas susu coklat...
Ibarat dua cinta satu jiwa
Kesempurnaan cinta indah terasa
Cinta kepada-Nya dan cinta kepada kekasih di dunia
Bersatu dalam satu jiwa yang berhati mulia....
Dua cinta satu jiwa
Merekah sepanjang masa
Menelusup jauh ke dalam rongga hati
Ciptakan cinta nan suci....
Tanamkanlah selalu
Dua cinta dalam satu jiwamu
Agar kau raih indahnya mahligai cinta
Di dunia dan akhirat-Nya....
Sempurnalah gelora cintamu
Bila keduanya kau rengkuh dalam qolbu
Ibarat dua bungkus cokelat dalam satu gelas
Nikmat dalam seduhan air panas....
Dua cinta satu jiwa
Nikmatnya tiada terkira....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Termakan Usia ***
Dengan gagahnya elang brasil kepakkan sayapnya
Diantara decak kagum aneka camar dan capung
Tak sadar akan usia renta menguntit jiwanya
Dimana decak kagum ibarat kayu lapuk terapung...
Teriakan elang brasil melengking
Membangunkan alam dari tidurnya
Melati hanya melirik dalam hening
Ketika senja tawarkan kelembutan bias cahaya...
Kiranya langit menghitam dalam kelam
Tatkala kepak sayap si elang brasil terkilir
Bintangpun enggan beruluk salam
Tatkala elang brasil jatuh di atas pasir...
Lihatlah betapa kegagahannya kian sirna
Termakan usia....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Diantara decak kagum aneka camar dan capung
Tak sadar akan usia renta menguntit jiwanya
Dimana decak kagum ibarat kayu lapuk terapung...
Teriakan elang brasil melengking
Membangunkan alam dari tidurnya
Melati hanya melirik dalam hening
Ketika senja tawarkan kelembutan bias cahaya...
Kiranya langit menghitam dalam kelam
Tatkala kepak sayap si elang brasil terkilir
Bintangpun enggan beruluk salam
Tatkala elang brasil jatuh di atas pasir...
Lihatlah betapa kegagahannya kian sirna
Termakan usia....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Kado Dari-Mu ***
Sayup hembusan bayu malam ini
Seakan membawa anganku kembali
Jauh ke masa lalu
Saat kau masih di sisiku....
Kala itu senja meretaskan pesona mega delima
Diantara deretan hutan cemara
Di tepian kalipagu
Aku nikmati indahnya senja tanpamu...
Hanya tawa ceria teman dan sahabat dekat
Temani kesendirianku hingga malam beranjak pekat
Namun hatiku yakin selalu
Kau akan datang menemuiku...
Malam kian beranjak sunyi
Hanya pijar lentera kecil menemani
Terasa tiada keanehan malam itu
Semua nampak rileks bercanda bersamaku...
Setiap terdengar deru motor mendekat
Ku berharap kaulah yang hadir menembus pekat
Hingga menjelang tengah malam di kalipagu
Kau tak jua datang menemuiku...
Sebuah permainan nampaknya telah di rencanakan
Tuk memeriahkan acara yang tak mungkin terlupakan
Ketika kain panjang menutupkedua mataku
Dan ku harus menebak siapa yang ada di depanku...
Terbersit harap dalam hati
Bahwa kaupun turut berpartisipasi
Dan harapanku menjadi nyata
Ketika ku buka penutup mata...
Tepat di depanku kau berdiri
Terlihat jelas senyumanmu yang manis berseri
Kado cinta yang kau bawa
Lebih berharga dari permata....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Damai Dalam Cinta-Mu ***
Lembut ku belai tiap lembar surat cinta-Mu
Telah ku tenggelamkan diri dalam lautan asmara-Mu
Ayat-ayat cinta-Mu mengalun syahdu
Menghilangkan segala kegundahan hatiku....
Hanya bersama-Mu ku nikmati indahnya malam
Hingga pekatnya malam kian larut dan kelam
Semakin ku nikmati kehangatan kasih-Mu kian mendalam
Tatkala ku larut dalam buai kasih-Mu yang begitu dalam....
Ku rasakan damai dalam cinta-Mu
Seakan fananya dunia hening merayu
Tak kuasa melawan kedahsyatan gelombang rindu-Mu
Yang menarik segenap jiwa dan ragaku untuk luruh di pangkuan-Mu...
Yaa Illahi...yaa Karim...
Telah ku terima kembali sinyal-sinyal cinta yang kau kirim
Lewat kelembutan oksigen yang masih setia bermukim
Membawaku larut menikmati karunia-Mu di segala musim..
Adalah rindu kian menyelinap di palung qolbu
Mendendangkan keagungan Asma-Mu
Membawaku larut dalam bisu
Hingga mentari tersenyum melirik bumiku...
Kesejukan pagi kini menyapa kembali
Membahasakan sebuah cinta sejati
Cinta yang ketulusannya tiada tertandingi
Cinta kasih Illahi kepada hamba-hamba-Nya di muka bumi....
Tak terkecuali diriku
Kembali menikmati lembutnya belai kasih-Mu
Dalam setiap desah nafasku
Hadirkan kekuatan menempuh realita perjuangan hidupku....
Damainya hati dalam rengkuhan cinta-Mu...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Sunday, February 12, 2012
*** Dalam Nafas Baru ***
Akhirnya ku mampu bernafas dengan lega
Menghirup kesegaran oksigen di pagi buta
Menyambut datangnya mentari pagi
Dengan segenap gempita di hati...
Terimakasih untukmu duhai cinta
Atas segala ketulusan yang pernah ada
Mengajarkan arti makna bahagia
Tatkala mereguk manisnya karunia...
Dengarlah kicauan burung di balik sepi
Mendendangkan kidung surgawi
Mengajak kita khusuk mengaji
Di subuh yang indah ini....
Sayang...mari bergegas kita sucikan diri
Sucikan jiwa dan hati
Dengan basuhan air suci
Yang sejuk tak tertandingi....
Dan bersama kita lantunkan senandung cinta
Selembut irama kidung surga
Yang menentramkan dada
Hingga berjuta bahagia tersirat dalam jiwa...
Tersenyumlah dalam nafas baru
Yang jauh dari guratan pilu
Karena dirimu dan diriku
Kan tetap menyatu dalam cinta yang satu....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Menghirup kesegaran oksigen di pagi buta
Menyambut datangnya mentari pagi
Dengan segenap gempita di hati...
Terimakasih untukmu duhai cinta
Atas segala ketulusan yang pernah ada
Mengajarkan arti makna bahagia
Tatkala mereguk manisnya karunia...
Dengarlah kicauan burung di balik sepi
Mendendangkan kidung surgawi
Mengajak kita khusuk mengaji
Di subuh yang indah ini....
Sayang...mari bergegas kita sucikan diri
Sucikan jiwa dan hati
Dengan basuhan air suci
Yang sejuk tak tertandingi....
Dan bersama kita lantunkan senandung cinta
Selembut irama kidung surga
Yang menentramkan dada
Hingga berjuta bahagia tersirat dalam jiwa...
Tersenyumlah dalam nafas baru
Yang jauh dari guratan pilu
Karena dirimu dan diriku
Kan tetap menyatu dalam cinta yang satu....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Saturday, February 11, 2012
*** Ampunilah Hamba-Mu ***
Dalam hening ku berdo'a
Memohon pada Yang Esa
Mengharap ridho dari-Nya
Serta rahmat-Nya....
Dalam sujudku berdo'a
Memohon berkah dari-Nya
Bahagia di dunia
Serta akherat-Nya....
Reff:
Ampunilah hamba-Mu
Atas dosa-dosaku
Yang ku perbuat akibat godaan syetan...
Ijinkanlah hamba-Mu
Tuk bertaubat pada-Mu
Di sisa waktuku yang menyempit...
Dalam sadar ku merayu
Menguntai do'a nan syahdu
Berharap bahwa Tuhan-ku
Memaafkanku...
Dalam tangisku memohon
Segala belas kasihan
Dari-Mu oh Tuhan-ku
Yang Maha penyayang....
Back to reff:
Ampunilah hamba-Mu
Atas dosa-dosaku
Yang ku perbuat akibat godaan syetan...
Ijinkanlah hamba-Mu
Tuk bertaubat pada-Mu
Di sisa waktuku yang menyempit...
Intro:
Ijinkanlah hamba-Mu
Tuk bertaubat pada-Mu
Di sisa waktuku yang menyempit....
Ampunilah hamba-Mu
Atas dosa-dosaku
Yang ku perbuat akibat godaan syetan...
Ijinkanlah hamba-Mu
Tuk bertaubat pada-Mu
Di sisa waktuku yang menyempit...
Di sisa waktuku...yang menyempit....
*** Bukan Mauku ***
Pekat malam menyeret hening melaju
Mengejar keangkuhan sang waktu
Menikam gelap dalam bisu
Seraya tuntaskan himpitan ragu...
Adalah hasrat pecahkan cerminan jiwa
Senada rintik gerimis merenggut duka
Tersayat ketajaman lidah durhaka
Di penghujung senja melara....
Bukan mauku musnahkan rindu
Hanyutkan dirimu dalam desah pilu
Bukan mauku mendayung ragu
Goreskan luka pada lembar hatimu...
Selepas senja tertutup sudah
Beranda istana tempat kau singgah
Seiring pekik jeritan memagut sebah
Tiada tersisa bagimu walau setitik celah...
Bukan mauku bila akhirnya tegas bersikap...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Mengejar keangkuhan sang waktu
Menikam gelap dalam bisu
Seraya tuntaskan himpitan ragu...
Adalah hasrat pecahkan cerminan jiwa
Senada rintik gerimis merenggut duka
Tersayat ketajaman lidah durhaka
Di penghujung senja melara....
Bukan mauku musnahkan rindu
Hanyutkan dirimu dalam desah pilu
Bukan mauku mendayung ragu
Goreskan luka pada lembar hatimu...
Selepas senja tertutup sudah
Beranda istana tempat kau singgah
Seiring pekik jeritan memagut sebah
Tiada tersisa bagimu walau setitik celah...
Bukan mauku bila akhirnya tegas bersikap...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Jatuh Cinta Lagi ***
Bingung tak menentu
Kala hasrat hati di rundung rindu
Sehari tak bertemu rasanya tlah sewindu
Inginku slalu di sisimu...
Oh ternyata begini rasanya cinta
Dalam sepi melamunkan dirinya
Oh ternyata begini rasanya rindu
Setiap saat inginnya bertemu...
Reff:
Aku jatuh cinta lagi kepada dirimu
Yang kerap menggodaku
Aku jatuh cinta lagi kepada dirimu
Yang pandai merayu...
Syalalalala...lala...
Indahnya rasa yang ada.... ^_+
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Kala hasrat hati di rundung rindu
Sehari tak bertemu rasanya tlah sewindu
Inginku slalu di sisimu...
Oh ternyata begini rasanya cinta
Dalam sepi melamunkan dirinya
Oh ternyata begini rasanya rindu
Setiap saat inginnya bertemu...
Reff:
Aku jatuh cinta lagi kepada dirimu
Yang kerap menggodaku
Aku jatuh cinta lagi kepada dirimu
Yang pandai merayu...
Syalalalala...lala...
Indahnya rasa yang ada.... ^_+
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Setandun Rindu ***
Sayu tatap matamu mengekori langkahku
Siaga ragamu menjaga keselamatanku
Sementara... buih ombak pantai masih merayu
Membelai bibir pantai di kepulauan seribu....
Hamparan pasir menjadi saksi bisu
Keindahan cinta kita di tahun baru
Ketika remaja desa mendendangkan senandung rindu
Dengan iringan merdu seruling bambu....
Dan kau berlari ke arahku
Menirukan gaya aktor india pujaanmu
Membuatku tertegun membisu
Seraya menahan tawa atas segala tingkahmu...
Sayang...bertahun sudah kenangan itu berlalu
Meninggalkan serpihan rindu
Andai kau setia menjaga hati dan cintamu
Setandun rindu memagari ruas hatimu dan hatiku...
Siaga ragamu menjaga keselamatanku
Sementara... buih ombak pantai masih merayu
Membelai bibir pantai di kepulauan seribu....
Hamparan pasir menjadi saksi bisu
Keindahan cinta kita di tahun baru
Ketika remaja desa mendendangkan senandung rindu
Dengan iringan merdu seruling bambu....
Dan kau berlari ke arahku
Menirukan gaya aktor india pujaanmu
Membuatku tertegun membisu
Seraya menahan tawa atas segala tingkahmu...
Sayang...bertahun sudah kenangan itu berlalu
Meninggalkan serpihan rindu
Andai kau setia menjaga hati dan cintamu
Setandun rindu memagari ruas hatimu dan hatiku...
*** Mengenangmu ***
Kemelut hatiku membahasakan guratan pilu
Ketika anganku terpaksa kembali mengenangmu
Mengenang caramu mencintaiku
Dan mengasihiku....
Ketika terbukti kau sia-siakan kepercayaanku
Amarahpun merajam hatiku
Mengokohkan tekad bulatku
Mengakhiri kisah kasih bersamamu...
Dan kau tak patah arang dalam merayu
Memohon maaf atas kesalahanmu
Sebilah pisau kau genggamkan di tanganku
Berharap agar aku menikam jantungmu...
Ku masih teguh membisu
Tatkala dengan tulus kau basuh kakiku
Dengan segayung air di tanganmu
Di saksikan seorang nenek tersayangmu...
Luluhlah hatiku seketika itu...
Dan ku belai rambutmu dengan segenap kasihku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Ketika anganku terpaksa kembali mengenangmu
Mengenang caramu mencintaiku
Dan mengasihiku....
Ketika terbukti kau sia-siakan kepercayaanku
Amarahpun merajam hatiku
Mengokohkan tekad bulatku
Mengakhiri kisah kasih bersamamu...
Dan kau tak patah arang dalam merayu
Memohon maaf atas kesalahanmu
Sebilah pisau kau genggamkan di tanganku
Berharap agar aku menikam jantungmu...
Ku masih teguh membisu
Tatkala dengan tulus kau basuh kakiku
Dengan segayung air di tanganmu
Di saksikan seorang nenek tersayangmu...
Luluhlah hatiku seketika itu...
Dan ku belai rambutmu dengan segenap kasihku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Selarik Senyum Malam ***
Sejuk bayu merenggut kehangatan raga
Pekat malam buyarkan ketajaman netra
Menyayat sebilah kulit rimba petaka
Luruh segumpal asa merapal mantera...
Kerling sang bintang sinis meradang
Bulan bertengger menyulam bimbang
Awan hitam memoles paras sumbang
Redupkan pelita tak tertimbang...
Selarik senyum malam
Terisis keangkuhan samurai kelam
Terkibaskan sindir pilu gurindam
Di batas pertikaian mentari tenggelam...
Kala senja menjemput malam...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Aku Masih Di Sini ***
Putih langit menyilaukan beningnya netra
Hijau gunung sejukkan pancaran mata
Deru kendaraan melantunkan kebisingan kotaku
Ketika hari mengikuti jejak langkah sang waktu...
Aku masih di sini
Bercibaku dengan tarian lincah jemari
Menggoreskan bahasa jiwa
Tentang arti sebuah rasa...
Tatkala detik waktu kian cepat berpacu
Meninggalkan mentari yang tak jua datang bertamu
Cakrawala seolah merahasiakan keberadaannya
Menghadirkan rona senja tanpa sentuhan benang emasnya...
Aku masih di sini
Merajut untaian syair dan puisi
Untukmu yang masih hening membisu
Di pertamanan istana tak bertandu....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Hijau gunung sejukkan pancaran mata
Deru kendaraan melantunkan kebisingan kotaku
Ketika hari mengikuti jejak langkah sang waktu...
Aku masih di sini
Bercibaku dengan tarian lincah jemari
Menggoreskan bahasa jiwa
Tentang arti sebuah rasa...
Tatkala detik waktu kian cepat berpacu
Meninggalkan mentari yang tak jua datang bertamu
Cakrawala seolah merahasiakan keberadaannya
Menghadirkan rona senja tanpa sentuhan benang emasnya...
Aku masih di sini
Merajut untaian syair dan puisi
Untukmu yang masih hening membisu
Di pertamanan istana tak bertandu....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Tinggal Kenangan ***
Langit malam menyisakan rangkaian cerita
Tiada satu bintang pun hadir di sana
Sedang bulan nampaknya turut bermuram durja
Heninglah sesisi mayapada...
Rasanya baru kemarin kita bercerita
Akan keindahan mimpi-mimpi kita
Namun kini semua telah sirna
Tinggal kenangan dalam legenda cinta...
Di atas gundukan tanah merah
Ku tatap batu nisan yang masih basah
Karena tetesan air hujan yang sempat tercurah
Di sanalah kini kau melepas lelah...
Ingin rasanya aku turut serta
Menemanimu di alam sana
Namun takdir enggan memihak pada kita
Untuk selalu bersama dalam suka maupun duka...
Hanya do'a teruntai untukmu
Yang pernah singgah di istana hatiku
Menyisakan kenangan bertalu
Pada alunan merdu suara madahmu...
Selamat jalan kekasihku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Tiada satu bintang pun hadir di sana
Sedang bulan nampaknya turut bermuram durja
Heninglah sesisi mayapada...
Rasanya baru kemarin kita bercerita
Akan keindahan mimpi-mimpi kita
Namun kini semua telah sirna
Tinggal kenangan dalam legenda cinta...
Di atas gundukan tanah merah
Ku tatap batu nisan yang masih basah
Karena tetesan air hujan yang sempat tercurah
Di sanalah kini kau melepas lelah...
Ingin rasanya aku turut serta
Menemanimu di alam sana
Namun takdir enggan memihak pada kita
Untuk selalu bersama dalam suka maupun duka...
Hanya do'a teruntai untukmu
Yang pernah singgah di istana hatiku
Menyisakan kenangan bertalu
Pada alunan merdu suara madahmu...
Selamat jalan kekasihku....
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Tuesday, February 7, 2012
*** Tegarlah Tegar ***
Senja di sudut kota
Tajam mata melirik duka
Bersimbah peluh di bumi pertiwi
Kucuran airmata genangi taman hati...
Kokohnya pilar kehidupan yang menyangga
Mengembalikan kekuatan jiwa
Seakan derita tlah akrab mematuk nadi
Menambah ketebalan iman di hati...
Tegarlah...tegar....
Hadirkan jiwa penyabar
Dalam tiap desah nafasmu
Dan detak lembut nadimu...
Tegarlah...tegar
Setegar si burung camar
Kepakkan sayap harapan
Tuk menggapai segala impian...
Pecahkan keangkuhan jiwa
Dengan berserah diri kepada-Nya
Agar terhenti belenggu sendu
Yang menghapus ketegaranmu...
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
(Asa Al-Khansa Bidadari Istana Biru)
Sha Tin, HK, 07/02/2012 at 12:59 am.
Tajam mata melirik duka
Bersimbah peluh di bumi pertiwi
Kucuran airmata genangi taman hati...
Kokohnya pilar kehidupan yang menyangga
Mengembalikan kekuatan jiwa
Seakan derita tlah akrab mematuk nadi
Menambah ketebalan iman di hati...
Tegarlah...tegar....
Hadirkan jiwa penyabar
Dalam tiap desah nafasmu
Dan detak lembut nadimu...
Tegarlah...tegar
Setegar si burung camar
Kepakkan sayap harapan
Tuk menggapai segala impian...
Pecahkan keangkuhan jiwa
Dengan berserah diri kepada-Nya
Agar terhenti belenggu sendu
Yang menghapus ketegaranmu...
Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah
(Asa Al-Khansa Bidadari Istana Biru)
Sha Tin, HK, 07/02/2012 at 12:59 am.
Friday, February 3, 2012
*** Kesejukanny Masih Kurasa ***
Kesejukannya masih kurasakan
Lembut menelusup dinding-dinding jiwa
Halus mengukir sajak cinta di beranda kalbu
Senandungkan keindahan yang kian menggema
Di lorong jiwa...
Lirih desir angin berbisik
Mesra menjamah manja
Gurat kebahagiaan memenuhi relung hati
Detak jantung merdu mengalun syahdu
Diantara temaram lentera jingga
Yang kian redup tersaput kabut...
Tapak-tapak kaki semakin mantap tuk melangkah
Telusuri jalan setapak di pematang kalbu
Meniti waktu demi waktu
Seirama detak jantung yang kian menggebu
Mengalun senada symphoni nyanyian jiwa
Mengiringi indahnya kisah asmara
Antara kita...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Setia Hingga Usia Senja ***
Kala mentari senja berkelit manja...
Cakrawala memerah indah bersahaja...
Kala adzan maghrib mengalun merdu...
Luasnya samudera diam membisu...
Duhai kau kekasih pujaan hati...
Yang bersemayam dalam diri...
Adakah kau dengar nada-nada rindu...
Mengalun merdu hanya untukmu...
Kala diri ini tak lagi ayu...
Ku ingin kau setia merayu...
Kala kecantikan tlah memudar...
Kaulah tempatku bersandar...
Kala binar mataku tak lagi indah...
Senyummu kan slalu merekah...
Kala diri tak selincah merpati...
Ku ingin kau setia sampai mati...
Lalui hari demi hari...
Hingga renta hiasi diri...
Habiskan malam yang ada...
Dengan alunan dzikir yang membahana...
Hingga detik akhir menyapa diri...
Menuai panggilan Illahi Robbi...
Ku ingin kau tetap setia
Hingga usia senja...
*Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
*** Semakin Ku Bersabar ***
Semakin ku bersabar semakin jelas sketsa tergambar
Melukiskan deret alasan kebeningan telaga yang kian memudar
Selayaknya senja indah ini menyimpulkan segudang misteri
Terangkum dalam hembusan bayu di balik pagar berduri....
Paras perbukitan di penghujung senja nan melingkar
Terkulum ayu di balik rerimbunan pohon yang nampak melebar
Semestinya pesona senja kau ada di sisi
Memanjakanku dengan alunan senandung merdu syair puisi....
Kibaran helai gorden jendela hadirkan riuhnya suara
Senada irama nyanyian bayu biru menjemput lentera
Hari dalam batas waktu menuju remang berhias pekat sempurna
Bermandikan sekerat rindu tumpah di megahnya mega merona....
Dalam hening do'a merapat syahdu
Semoga sholatmu di sana terjaga selalu....
*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Melukiskan deret alasan kebeningan telaga yang kian memudar
Selayaknya senja indah ini menyimpulkan segudang misteri
Terangkum dalam hembusan bayu di balik pagar berduri....
Paras perbukitan di penghujung senja nan melingkar
Terkulum ayu di balik rerimbunan pohon yang nampak melebar
Semestinya pesona senja kau ada di sisi
Memanjakanku dengan alunan senandung merdu syair puisi....
Kibaran helai gorden jendela hadirkan riuhnya suara
Senada irama nyanyian bayu biru menjemput lentera
Hari dalam batas waktu menuju remang berhias pekat sempurna
Bermandikan sekerat rindu tumpah di megahnya mega merona....
Dalam hening do'a merapat syahdu
Semoga sholatmu di sana terjaga selalu....
*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Thursday, February 2, 2012
*** Magnet Cintaku ***
Terlintas selalu
Serentetan alur waktu yang kau retas di awal perjuanganmu
Keperihan jiwa kau reguk dengan sempurna
Kepedihan batin terpahat menyayat luka...
Kau yang senantiasa merindu
Belai kasih seorang ibu
Tawamu sempat merekah indah
Saat bersamaku meniti waktu tuk hilangkan hamparan sebah...
Nampaknya takdir masih enggan memihak senyummu
Kegalauan kembali hadir mematuk ragu
Kala mimpimu tergenggam erat di tangan
Dengan terpaksa harus kau lepaskan...
Hanya tanya iringi kepergianmu
Menuntaskan kepalan perdu di sudut kelam mu
Kini...sendiri ku menyepi
Memahat do'a berspasi cinta suci...
Tangis batinmu adalah magnet cintaku
Hingga tiada kebencian mampu racuni jiwaku
Dari ketulusan rasa yang pernah tercipta
Antara kita.....
Kasih...yakinlah selalu
Allah mendampingi setiap tapak langkah kakimu....
*Karya: Al-Khansa Khasanah Roudhotul Jannah*
Subscribe to:
Posts (Atom)